Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Pitbull dan Ras Anjing Campuran Penggigit Terparah

Abdillah Marzuqi
23/5/2019 18:10
Pitbull dan Ras Anjing Campuran Penggigit Terparah
Penggemar anjing Pit Bull jenis(ANTARA/Zabur Karuru)

KASUS digigit anjing barangkali bukan hal baru. Hampir lima juta orang menjadi korban gigitan anjing setiap tahun di Amerika Serikat. Anak-anak lebih berisiko dibanding orang dewasa.

Penelitian terbaru dari Ohio State University College of Medicine dan Ohio State University Wexner Medical Center berhasil mengidentifikasi ras anjing dan sifat fisik anjing yang bisa menggigit dengan cedera parah.

Para peneliti berharap hasil riset ini berguna bagi orang tua dalam memilih anjing peliharaan untuh sang anak. Penelitian itu diterbitkan dalam  International Journal of Pediatric Otorhinolaryngology. Riset itu mengungkap risiko cedera dari gigitan anjing pada wajah anak-anak. Sekaligus untuk mengetahui tingkat keparahan gigitan berdasarkan jenis anjing, ukuran, dan struktur kepala.

Para peneliti menemukan anjing jenis pit bull dan ras anjing campuran memiliki dampak gigitan paling tinggi. Gigitan itu bisa menyebabkan kerusakan besar. Hal yang sama juga berlaku bagi anjing dengan kepala lebar dan tubuh pendek dengan berat antara 30 hingga 45 kilogram.

"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memepelajari gigitan anjing pada anak-anak. Kami secara khusus melihat bagaimana ras anjing berhubungan dengan frekuensi gigitan dan keparahan gigitan," kata peneliti utama Dr. Garth Essig sebagaimana dilansir sciencedaily.com (23/5).

"Karena anjing ras campuran mengakibatkan sebagian besar gigitan. Kami sering tidak tahu jenis anjing apa yang terlibat dalam suatu insiden. Kami melihat faktor tambahan, seperti berat tubuh dan bentuk kepala, yang dapat membantu memprediksi ketika ras anjing penggigit tidak diketahui," tambah peneliti ahli otolaringologi di Ohio State's Wexner Medical Center itu. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik