Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Sisa-Sisa Zaman Keemasan Rempah

(Zuq/M-1)
05/5/2019 01:15
Sisa-Sisa Zaman Keemasan Rempah
Acara ini diselenggarakn oleh Komunitas Historia Indonesia, bertujuan membangun kesadaran nasionalisme Indonesia melalui pendidikan sejarah(MI/RAMDANI)

MUSEUM Bahari dulunya adalah gudang rempah VOC. Sampai saat ini, kesan gudang rempah yang dibangun pada 1652 itu masih bisa terlihat. Gudang itu menjadi bukti Nusantara yang kaya rempah pada masa lalu.

Bangunan itu memiliki tiga lantai dengan dinding yang dibuat tebal agar aman dari badai. Selain itu, kayu tiang penyangga dibuat besar dan kukuh untuk menopang dan terbuat dari kayu-kayu tebal untuk menjamin bangunan. Kayu penyangga itu ternyata masih awet hingga kini. Sirkulasi udara ala gudang pun sedemikian terasa, sedikit lembab dan panas. Tak jarang peserta mengibaskan tangan untuk sekadar memberi angin pada bagian tubuh. Ditambah lagi mereka harus menyimak saksama sembari mengarahkan cahaya ke koleksi yang sedang dibahas.

Peserta Menginap di Museum diajak berkeliling memasuki setiap lantai. Dari mulai ruang pelayaran awal nusantara yang memajang berbagai koleksi perahu tradisional dari banyak daerah di Indonesia. Salah satunya perahu bercadik satu.

Meski kecil, perahu itu telah membawa pelaut Indonesia sampai ke wilayah Brunei dari pesisir Jakarta. Selain itu, masih ada Kapal Phinisi, Perahu Lancang Kuning, dan Perahu Jukung Karere. Perahu Jukung Karere merupakan perahu tradisional asal Papua yang dibuat dengan menggunakan kayu utuh sepanjang 11 meter.

Pada ruang itu juga dipamerkan peralatan yang digunakan oleh pelaut pada masa lalu, seperti alat navigasi, jangkar, teropong, model mercusuar, dan meriam. Masih terdapat ruang lain seperti ruang diorama para penjelajah dan ruang pamer temporer. Ruang diorama penjelajah nusantara dan dunia menampilkan banyak patung dari Laksamana Cheng Ho, Ibnu Batutah, hingga Pangeran Jayakarta dan Laksamana Malahayati. Sementara itu, ruang pamer temporer banyak menyimpan miniatur kapal seperti kapal phinisi, kapal TNI-AL, hingga perahu pattorani.

Setiap kelompok peserta acara Menginap di Museum mendapat kesempatan bergiliran menjelajah setiap ruang museum. Seusai menjelajah ruang dalam, peserta mendapati bagian luar museum, salah satunya ialah tembok pertahanan Kota Batavia tempo dulu.

Dahulu tempat itu menjadi pusat perniagaan terpenting se-Asia. Kapal-kapal mengangkut rempah-rempah, seperti cengkih, biji pala, lada, dan kayu manis. Begitu sibuknya sehingga perlu penjagaan ketat.

Sebelah kanan tak jauh dari gudang induk dibangun menara pengawas pada 1640 yang kemudian digantikan dengan menara baru pada 1838-1839. Menara itu lalu dikenal sebagai Menara Syahbandar yang berfungsi sebagai proses administrasi keluar-masuknya kapal sekaligus sebagai pusat pengawasan lautan dan daratan sekitar. Menyusuri Museum Bahari jelas merupakan pengalaman berharga. (Zuq/M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya