Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Sensasi Baru Menjelajah Museum

Abdillah Marzuqi
05/5/2019 00:50
Sensasi Baru Menjelajah Museum
Peserta berkeliling museum saat mengikuti "Menginap Di Museum di Museum Bahari, Jakarta,(MI/RAMDANI)

MENJELANG tengah malam, rombongan tersebut masuk ke Museum Bahari, Jakarta. Dengan busana yang didominasi warna hitam, berbekal senter dan berjalan pelan-pelan, aksi mereka tidak ubahnya orang yang hendak berbuat kejahatan.

Namun, melihat jumlah mereka yang mencapai puluhan dan disertai anak-anak, prasangka buruk pasti akan sirna dari yang melihat mereka. Memang, yang digelar di penghujung Sabtu (27/4) malam menuju Minggu (28/4) dini hari itu justru kegiatan edukasi yang dibalut keseruan.

Komunitas Historia Indonesia (KHI) menggelar acara Menginap di Museum--sensasi bermalam di gudang rempah-rempah VOC. Pesertanya bukan hanya anggota komunitas, melainkan juga masyarakat umum yang membawa serta keluarga mereka.

Media Indonesia yang berkesempatan mengikuti acara, merasakan sensasi yang dijanjikan. Baru tiba saja, suasana malam sudah menghadirkan aura berbeda pada museum yang pada Januari tahun lalu mengalami kebakaran cukup hebat.

Saat menjelajah ke dalam museum, berjalan di kegelapan dengan berbekal senter menghadirkan sensasi yang makin seru. Kesulitan mencermati benda-benda bersejarah justru membawa keasyikan tersendiri. Ini pula yang dirasakan Nadia Yusnita.

Perempuan berusia 24 tahun itu justru menilai daya tarik utama ialah karena eksklusivitas pengamalan. "Fell-nya (rasa) beda karena yang siang sudah biasa kayak everyone can do it (setiap orang bisa melakukannya). Tapi kalau mau malam-malam, itu jarang banget kan?" ujarnya.  

Selain itu, menurutnya, kegelapan malam membuat rasa penasaran makin besar. "Kayak kita gelap-gelapan, senterin, ada effort (usaha) untuk melihat benda-benda yang di museum. Kalau misalkan terang, ya, udah terlihat mata, ya udah gitu. Tapi kalau misalkan belum terlihat, kita jadi ada rasa penasaran lagi," tambahnya.

Mengangkat lagi bahari
KHI sesungguhnya bukan baru kali ini menggelar kegiatan museum di malam hari, meski selama ini tidak memasukkan kegiatan menginap. Night

at the museum yang merupakan nama kegiatan penjelajahan mereka di malam hari diselenggarakan sejak 2009 secara berpindah-pindah. Nama kegiatan itu terinspirasi dari film Hollywood berjudul serupa yang dibintangi Ben Stiller.

Jika dalam film diceritakan pengalaman dan sensasi penjaga malam di museum, dalam kegiatan itu justru publik yang menjadi subjek untuk bisa merasakan malam di museum.

"Tujuannya, kita ingin memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk bisa mengunjungi museum malam-malam," terang Pendiri KHI, Asep Kambali.

Memang masyarakat biasa tidak mudah untuk bisa mengunjungi museum pada malam hari. Pengalaman itulah yang menjadikan banyak peserta antusias. Jumlah pendaftar hampir 1.000, padahal kuota yang disediankan hanya 100 peserta.

"Kalau malam kan satu kesempatan yang langka, yang tidak mungkin didapatkan para peserta jika tidak ikut kegiatan Komunitas Historia Indonesia," tambah Asep.

Alasan pemilihan Museum Bahari lebih didasari pada pertimbangan untuk menggaungkan kembali Museum Bahari yang sempat meredup seusai kebakaran pada awal 2018.

"Kami memilih Museum Bahari ini bukan atas dasar pertimbangan bahwa museum ini lebih horor dari museum lain," tambahnya.

Meski bertajuk menginap di museum, kegiatan itu justru tidak memberikan waktu banyak bagi peserta untuk mengakrabi kantong tidur. Mereka justru dihadapkan pada agenda kegiatan yang sangat padat, dari registrasi pukul 18.00 WIB hingga dini hari.

Setelah registrasi pada senja hari, mereka akan menikmati makan malam yang dilanjut dengan acara bincang-bincang dan permainan. Sisi edukasi tentunya tidak dilupakan karena dalam bincang-bincang dikupas sejarah yang ada di museum tersebut. Pada saat penjelajahan, pemandu pun menjelaskan soal latar belakang berbagai benda bersejarah yang ada.

Selepas penjelajahan, peserta dapat bersantai sambil menonton film yang disuguhkan. Dengan begitu, kegiatan menginap tersebut cukup padat dan berisi.

Agenda padat ternyata tidak menyurutkan semangat peserta untuk mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir. Meski kisah soal Museum Bahari juga bisa didapati di internet, para peserta mengaku banyak pengetahuan baru yang mereka dapatkan dari kegiatan tersebut.

Sebagian dari mereka bahkan mengaku kian tertarik untuk menjelajahi museum. "Justru kita mau eksplorasi lagi lebih banyak karena kan banyak informasi yang enggak kita dapat, misalnya, di kunjungan biasa atau di online (internet) pun ada yang kurang kalau enggak terjun langsung," ujar Detha, salah seorang peserta. Ia dan beberapa rekannya pun setuju jika kegiatan menginap di museum memberi level berbeda dalam mengenal sejarah. (M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya