Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Megahnya Keagungan Kerajaan dan Cinta

Suryani Wandari Putri
31/3/2019 00:20
Megahnya Keagungan Kerajaan dan Cinta
pergelaran busana(MI/Adam Dwi)

DI antara busana berpotongan gelas pasir yang ramping dan melekat pas di tubuh, ada gaun panjang bervolume.

Tidak hanya itu, ada juga gaun terusan yang superlebar di bagian bawahnya. Tiered dress yang mewah serta jaket oversize dengan ornamen timbul yang membuat mata penonton ingin melihat lebih dari satu kali.

Bahannya yang tidak biasa memang menjadi daya tarik. Apalagi, beberapa gaun menggunakan fil coupe yang tipis halus hingga tekstil mengilat berwarna emas bertekstur membuat busana teranyar Didi Budiarjo menjadi sajian baru bernuansa masa kini.

Diselenggarakan di Tribrata The Opus Ballroom, Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Selasa (26/3), lebih dari 30 busana bertajuk Terlahir Kembali menandai 30 tahun Didi berkarya. Momen ini dimanfaatkan sebagai rebranding dengan menghadirkan nuansa dan logo baru bentuk hati dan api yang menggelora.

“Bagi saya Terlahir Kembali itu membuat saya untuk lebih baik. Saya harus bisa menjawab tantangan zaman di bidang fesyen karena kini lebih demokratis dan terbuka,” kata Didi sebelum pergelaran busana dimulai.

Koleksi Didi kali ini seperti ingin menunjukkan dirinya sebagai ‘sang asmara’. Tidak mengherankan kesan romantis yang menyingkap rahasia hatinya, terutama kisah jatuh cintanya pada mode, terlihat dari busana yang diperagakan.

“Cinta bukan memulu hanya tentang suka cita, melainkan beragam emosi yang juga turut hadir di dalamnya,” lanjut Didi.

Skema warna yang dipilih Didi terilhami dari kehidupan Dewi Shinta yang penuh gejolak dalam kisah Ramayana. Di koleksi yang lain, Didi menghadirkan busana dengan konsep, bahan, hingga siluet yang berbeda. Dengan ragamnya, koleksi itu membuat penikmat fesyen yang hadir bertanya-tanya apa busana berikutnya yang keluar.

Ia bisa tiba-tiba mengeluarkan gaun anggun berwarna merah, kemudian ia menghadirkan mini dress dengan detail rumbai pada rok, penutup kepala, hingga bagian pundak yang menghasilkan kesan seksi dan berani.


Dinasti Syailendra

Di waktu terpisah, desainer Sapto Djojokartiko mencoba sedikit keluar dari zona nyaman pada koleksi busana fall/winter 2019 yang diluncurkannya pada Selasa (26/3) di Lucy in The Sky, SCBD, Jakarta Selatan. Masih tetap dengan ciri khasnya, menyatukan warisan budaya Indonesia dengan sentuhan kontemporer. Kombinasi warna yang tidak biasa, lebih dramatis, berani, dan unik menjadi pilihan Sapto dalam rancangannya. Warna seperti biru tua, merah, oranye, hijau olove, dan sulaman benang emas serta perak mewarnai koleksinya.

Semua itu menjadi caranya menggambarkan kemegahan budaya Dinasti Syailendra yang diyakininya memiliki pengaruh multikltural atau akulturasi. Khususnya era Sriwijaya yang hingga kini memiliki banyak peninggalan artefak
yang tersebar di seluruh dunia, seperti India dan Kamboja.

Gaun panjang tanpa lengan, misalnya, Sapto menghadirkannya dengan gambar kerajaan berwarna biru navy dengan sedikit penggambaran api yang membawa di atas kain berlatar warna peach. Ia pun menyematkan ikat pinggang hitam menjadi siluet yang sederhana nan megah.

Pancaran kemegahan tetap ditampilkan Sapto dalam pilihan warna monokromatik dan pastel. Warna hitam, truffle, frost, spruce, oyster, dan slate, serta sulaman bermotif pola simetris dari titik dan garis hingga pettern penggambaran candi.

Sebanyak 35 busana dalam koleksi gaun malam itu juga disebutsebut sebagai koleksi couture yang menggunakan teknik pembuatan tingkat tinggi dengan kerumitan detail pada sulaman, teknik lipatan atau pleating yang halus. Meski begitu, busana miliknya ini tetap didesain agar mudah dikenakan, ringan, nyaman, dan memberi kesan anggun serta feminis dengan beberapa siluetnya yang tampak longgar. (M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya