Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Bakteri Bisa Lintasi Benua via Jembatan Udara

Abdillah M Marzuqi
30/3/2019 09:40
Bakteri Bisa Lintasi Benua via Jembatan Udara
foto ilustrasi bakteria(Dok. AFP)

Banyak yang berasumsi bakteri bermigrasi dengan menumpang hewan atau manusia. Ketika manusia atau hewan berpindah dari satu tempat ke tempat lain, maka bakteri yang menempel ikut pindah. Namun itu asumsi tradisional.

Baru-baru ini, peneliti mengungkap migrasi bakteri bisa lewat udara. Tidak hanya bakteri, mikroba pun bisa melakukan perjalanan ribuan kilometer di udara.

Menurut hipotesa para ilmuwan, mikroba atau bakteri bermigrasi dengan memanfaatkan jembatan udara. Hipotesa ini berdasarkan pada fakta keidentikan sekuens DNA bakteri yang ditemukan pada sumber air panas di seluruh dunia.

"Penelitian kami menunjukkan harus ada mekanisme di seluruh planet yang memastikan pertukaran bakteri antara tempat yang jauh," kata peneliti utama di Waksman Institute of Microbiology, Konstantin Severinov.

Para peneliti mempelajari jenis bio-signature yang dikenal sebagai memori bakteri untuk mengetahui interaksi bakteri dengan virus.

Menurut para ilmuwan, memori itu diturunkan dari bakteri yang terinfeksi virus melalui daerah DNA bakteri yang disebut CRISPR Array. Interksi itu mempunyai sejenis tanda yang dapat dikenali. Bakteri yang berbeda secara geografis itu ternyata mempunyai memori yang sama.

Penelitian itu dilakukan pada sumber air yang sangat panas sehingga mustahil burung dan hewan bisa masuk. Itu juga yang membuat burung dan hewan tidak diikutkan dalam penelitian itu.

"Karena bakteri yang kami pelajari hidup di tempat-tempat terpencil dalam air yang sangat panas, sekitar 160 derajat Fahrenheit. Hal itu tidak memungkinkan hewan, burung, atau manusia mengangkutnya," kata Severinov sebagaimana dilansir Dailymail, Kamis (28/3).

"Mereka harus diangkut melalui udara, pergerakan ini harus sangat luas sehingga bakteri di tempat-tempat terpencil memiliki karakteristik yang sama," lanjutnya.

Sampel dikumpulkan dari bakteri yang ditemukan pada kerikil di Gunung Vesuvius, sumber air panas di Gunung Etna Italia, sumber air panas El Tatio di Chili bagian utara, dan wilayah Termas del Flaco di Chili selatan, dan sumber air panas di kaldera Uzon Kamchatka Rusia.

Temuan penelitian itu dapat membantu memahami cara penyebaran penyakit dan bakteri. Penelitian itu juga berguna untuk mengetahui Studi ini juga dapat membantu memahami penyebaran bakteri yang resisten terhadap antibiotik. (M-3)

Baca juga : Ini 10 Makanan Anjuran Ahli Gizi saat Merasa Sakit

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya