Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

Sedekade Tak Ngobrol, Jikustik Bakal Konser Rekonsiliasi

Fathurrozak
12/2/2019 19:35
Sedekade Tak Ngobrol, Jikustik Bakal Konser Rekonsiliasi
(MI/Fathurrozak)

Pada 2009, vokalis Pongki Barata, memutuskan hengkang dari Jikustik, band yang dibesarkannya bersama Icha, Dadi, Adhit, dan Carlo, sejak 1996. Dua tahun berselang, Icha sang pembetot bass, mengikuti jejak Pongki. Kini, satu dekade kemudian, mereka berencana reuni.

Dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (12/2), di hadapan awak media, Jikustik format awal kembali berkumpul. Mereka mengumumkan akan mengadakan konser reunian pada 29 Maret di kota ketika band mereka baru terbentuk dengan nama G-Coustic, Yogyakarta.

Bukan hal mudah untuk mengumpulkan kembali kelima personel dan menyamakan tujuan. Apalagi, selama 10 tahun sejak Pongki berpisah jalan, komunikasi di antara mereka terbilang macet.

Promotor Anas Syahrul Alimi, dari Rajawali Indonesia, ialah orang yang berjasa membuka kembali ruang komunikasi band yang telah menelurkan beberapa hit seperti Setia, Seribu Tahun Lamanya, atau Saat Kau Tak Disini. Anas sebagai promotor konser reunian Jikustik mengaku butuh tiga tahun untuk bisa mewujudkan momentum rekonsiliasi ini.

"Tiga tahun saya melakukan pendekatan ke Pongki, juga Icha, sejak 2016. Bukan hal mudah mengumpulkan mereka berlima, ekstra usaha, dan sebenarnya saya yakin, masing-masing personel memiliki kerinduan akan kenangan. Mereka berasal dari Yogyakarta, lahir dan dibesarkan di sana, jadi konser reunian ini juga akan dilaksanakan di sana," ungkap Anas dalam jumpa pers tersebut.

Adapun suasana sore bersama lima personel Jikustik tersebut tampak hangat. Mereka saling melempar guyonan, kendati sempat beberapa kali tampak kecanggungan di antara mereka. Maklum, ini merupakan bagian dari upaya rekonsiliasi Jikustik yang sudah tidak saling ngobrol selama 10 tahun.

Kepada pers, Pongki menuturkan, sebelumnya telah ada beberapa pihak yang mendekatinya, menawarkan untuk menggelar konser reuni. Akan tetapi, baru Anaslah yang dirasanya mengajukan konsep yang mengena.

"Ketika Anas ngomong yang mau ditunjukkan ialah rekonsiliasi, saya terhenyak. Memang perlu rekonsiliasi? Bahkan kita ngobrol pun tidak, selama 10 tahun. Tahun 2019 tentu masih jadi PR buat saya. Jadi memang konsep yang diajukan tepat. Apa lagi yang mau saya cari?" kata Pongki yang kini tinggal di Bali.

Sementara itu, Icha mengatakan ingin menjadikan momentum konser reuni tersebut sebagai penghargaan terhadap proses yang ia lalui bersama kawan-kawannya. "Dulu berantem aja masih sevisi, baru mikirnya ya beberapa tahun belakangan ini, gimana kalau nanti saya mati, tapi masih musuhan sama teman," tuturnya.

Bagi Carlo yang biasa memegang posisi drummer, 10 tahun tanpa menjalin komunikasi tentu sudah melewati kadar kangen. Saat itu, ketika beberapa personel 'cabut', bahkan termasuk Dadi sang gitaris, hanya Carlo dan Adhit yang menjaga rumah Jikustik.

"Situasi yang terjadi saya ingat, tinggal saya dan Adhit. Saat Adhit main ke rumah saya, kita sepakat, ketika semuanya keluar dengan emosi masing-masing, kita berdua yang jaga rumah, jaga bendera Jikustik. Saya terharu, ya senang, sebal, emosinya campur aduk," ungkap Carlo.

Karena konser yang akan berlangsung Maret mendatang berkonsep reuni, Jikustik akan tampil dengan tembang-tembang yang mereka ciptakan semasa bersama Pongki dan Icha. Brian Prasetyoadi, vokalis Jikustik pascaera Pongki, pun tidak akan ada di panggung.

Tentu, momentum konser 29 Maret itu akan menjadi sesuatu yang ditunggu para Jikustian, juga sesama musisi dan kalangan lain yang rindu melihat mereka manggung. Prapesan tiket akan dimulai sejak 18 Februari, dengan harga mulai dari Rp150 ribu hingga Rp600 ribu. (M-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra
Berita Lainnya