Headline

KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.

Kemudahan Asuransi lewat Digitalisasi

Hilda Julaika
03/1/2019 02:00
Kemudahan Asuransi lewat Digitalisasi
COO dan Co-Founder Qoala Tommy Martin(MI/ADAM DWI)

MEREKA yang pernah mengalami keterlambatan jadwal penerbangan tentu tidak ingin pengalaman itu terulang lagi. Terlebih ketika harus menjalani penerbangan dengan transit pindah pesawat, keterlambatan penerbangan awal bisa membuat runyam seluruh perjalanan.

Padahal, tidak mudah pula ­mendapatkan maskapai dengan ketepatan jadwal yang mumpuni. Begitu pula, maskapai yang mau ­profesional menanggung seluruh kerugian akibat keterlambatan jadwalnya.

Ceruk inilah yang juga dibaca ­Qoala. Memahami pertumbuhan pasar industri penerbangan, perusahaan rintisan ini, secara kolaborasi, membuat produk asuransi untuk keterlambatan jadwal penerbangan.

Tidak hanya itu, Qoala juga membuat asuransi untuk perjalanan menggunakan kereta api. Namun, berbeda dengan penerbangan, asuransinya bukanlah untuk keterlambatan, melainkan pembatalan yang dilakukan pengguna.

Pembatalan perjalanan memang bukan hal yang asing bagi konsumen kereta api. Jarak perjalanan yang lebih singkat dan harga tiket yang umumnya lebih murah ketimbang penerbangan, membuat orang lebih mudah membuat pemesanan tiket.

Untuk membuat produk-produk asuransi itu, Qoala bekerja sama dengan perusahaan asuransi yang sudah ada. Kerja sama dengan ACA dilakukan untuk produk asuransi penerbangan sementara produk asuransi untuk pembatalan tiket kereta dilakukan dengan ­Simasnet.

Di sisi lain, bisnis Qoala bukan pada kolaborasi produk asuransi itu saja. Fokus bisnis perusahaan yang berdiri pada Maret 2018 ini sebenarnya ialah memberikan kemudahan klaim asuransi lewat layanan yang sudah terdigitalisasi.

“Kita lebih menekankan bahwa Qoala adalah perusahaan teknologi yang membuat proses klaim menjadi mudah, dan dalam proses tersebut, biasanya juga membantu membuat produk baru dengan perusahaan asuransi,” jelas Chief Operating officer (COO) sekaligus Co-founder Qoala, Tommy Martin kepada Media Indonesia, Rabu (2/1).

Namun, Tommy menjelaskan, Qoala tidak secara langsung menjual produk-produk asuransi tersebut, tetapi melalui biro perjalanan dan e-commerce. Layanan mereka tetap berfokus pada kemudahan proses klaim.

“Qoala fokus pada post sales, yakni membantu supaya produk asuransi dapat digunakan dari sisi manfaat dan proses klaim,” tambahnya.

Qoala membantu memberikan pengalaman asuransi kepada konsumen dengan menyederhanakan proses klaim melalui inovasi teknologi terbaru yang bertujuan untuk mendukung kemajuan perusahaan asuransi.

Teknologi Qoala mendigitalkan asuransi dari proses end to end, termasuk sistem KYC (­know-­your-customer), hingga sistem yang dapat mencegah penipuan saat proses klaim dan proses pembayaran. 

Proses digitalisasi yang dibuat Qoala diklaim tidak hanya menguntungkan konsumen, tetapi juga perusahaan asuransi itu sendiri. Ini dihasilkaan karena proses ­digitalisasi dapat membuat perusahaan menekan biaya operasional hingga 25%.

Cost savings ini biasanya akan digunakan untuk membuat produk asuransi menjadi lebih bagus. Sebagai contohnya, produk asuransi keterlambatan penerbangan ACA sebelumnya memberikan kompensasi setelah 8 jam. Dengan kerja sama dengan Qoala dalam digitalisasi proses klaim produk tersebut, manfaat keterlambatan penerbangan tersebut dapat diberikan mulai dari 90 menit saja,” jelas Tommy.

Pembayaran terintegrasi
Mengenai sistem pembayaran, Qoala sudah menggunakan sistem teknologi yang terintegrasi dengan bank-bank besar di Indonesia. Dengan begitu, pembayaran bisa otomatis dilakukan secara instan terhadap semua pengguna.

Sistem pembayaran ini ­diintegrasikan terlebih dahulu ­dengan perusahaan integrasi terkait. Saat persetujuan atas klaim sudah terjadi, sistem pembayaran akan melakukannya kepada pelanggan.

“Proses pembayaran kita bisa dilakukan dalam waktu 1 jam. Kita sudah melakukan integrasi dengan bank-bank di Indonesia. Jadi secara otomatis begitu klaimnya disetujui, pembayarannya akan otomatis dibayarkan melalui sistem kita,” paparnya.

Untuk mendirikan bisnis asuransi digital ini, saat ini Qoala mendapat suntikan dana dari tiga investor, di antaranya CCV dari BCA, C+ investor dari Singapura, dan ­Genesia ­investor dari Jepang. Namun, Tommy enggan mengungkapkan mengenai besaran invetasi tiap-tiap perusahaan itu.

Sementara itu, berbicara mengenai keuntungan. Saat ini Qoala masih berfokus pada melakukan ­edukasi kepada masyarakat atas produk Qoala yang telah dihadirkan.

“Boleh dibilang kita belum berfokus pada profit, tapi kita lebih berfokus pada bagaimana kita bisa mengedukasi masyarakat atas ­Qoala. Kalau dari jumlah transaksinya per bulan saat ini, kurang lebih sudah di atas 10 ribuan,” pungkasnya. (M-1)

BIODATA

Nama: Tommy Martin
Tanggal lahir: Medan, 18 Maret 1987
Keluarga: 1 istri dan 1 anak
Prestasi:  2005 – Concord College Scholarship Recipient
Pekerjaan: COO dan Co-Founder Qoala



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya