Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
Anomali itu terjadi di gerai dengan rak-rak berisi bantal aneka bentuk pun fungsi. Warnanya didominasi putih, hitam dan cokelat, dengan karakter We Bare Bears, tiga sekawan grizili, beruang es dan panda yang semuanya montok. Bantal-bantal itu istimewa karena bukan cuma berbentuk melengkung buat menopang leher seperti lazimnya, namun ada selembar kain serupa beludru nan halus untuk pemakainya menyelipkan kepala dan menutup matanya. Pun, ada bantal berbentuk balok yang tak kalah empuk, dengan lubang ditengahnya untuk memasukkan lengan.
"Ini bantal buat digunakan di meja, karena mereka yang tengah bekerja atau main game, ingin istirahat sejenak dengan tetap duduk. tangannya dimasukkan ke lubang dan kening diistirahatkan di bantal yang empuk ini," ujar Vania Damayanti, Brand Manager Miniso Indonesia di sela Miniso Fan Festival, belum lama ini di Central Park Mall di Jakarta Barat.
Namun, wujud dan fungsi asesoris penunjang gaya hidup kaum urban nan kekinian yang berkejaran dengan pekerjaan, gadget dan kebutuhan buat istirahat itu, bukan satu-satunya yang istimewa di sana. Kehadiran peritel asal China yang mengimpor seluruh produknya dari kampung halaman Panda, salah satu karakter We Bare Bears, itu menjadi penanda, geliat bisnis di Indonesia punya banyak wajah.
Ditengah lesunya bisnis eceran, Miniso yang masuk pada Februari 2017 kini telah berbiak menjadi 120 toko di 32 kota Indonesia, melengkapi ekspansi globalnya di 60 negara. Memproduksi dan berjualan produk fesyen, digital, rumah tangga, asesoris, alat tulis hingga kosmetik, perusahaan yang didirikan Miyake Junya, desainer asal Jepang yang berkolaborasi dengan Ye Guofo, pengusaha muda China, ini bahkan baru saja menyebarkan bantal-bantal imut itu di gerainya di Kota Sukabumi, Jawa Barat.
"Bantal memang yang paling favorit, ketika satu desain diproduksi dan dikirim dari China, nggak lama di gerai-gerai itu langsung habis. Harganya murah, seratus ribuan saja, dan yang beli ya para milenial dan remaja," ujar Vania yang bersama timnya juga menggenjot penjualan daring di supermarket maya.
Harga yang bersahabat dengan kantong milenial dan para belia, kekuatan desain, hingga kesan imut dan gaya, yang dicitrakan, sukses membuat Miniso bertahan di badai bisnis ritel yang kini terus melambat ditengah pelemahan daya konsumsi. "Karena kami fast fashion, konsumen loyal biasanya langsung beli kalau mereka suka, nggak mau menunda, karena belum tentu produk yang sama akan dijual lagi nanti," ujar Vania.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey Aprindo sendiri sebelumnya menyatakan dua bulan awal 2018 pertumbuhan ritel di Indonesia melambat 1%. Periode yang sama tahun lalu, pertumbuhan sebesar 2,5%, namun kini hanya tumbuh 1%-1,5%.
Optimisme Miniso buat terus bertumbuh di Indonesia, hingga mengejar target membuka 100 hingga 110 gerai baru sepanjang 2018. Sebagian, dimiliki mitra yang membeli waralabanya. Dari China, cepat dikirimkan bantal berwujud karakter Panda yang gemuk, papan ketik portabel hingga lipstik, buat dikirim ke gerai-gerai favorit para milenial yang gemar tergesa-gesa. (M-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved