Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Nepal,Pesona Seribu Stupa

Retno Hemawati
26/3/2015 00:00
Nepal,Pesona Seribu Stupa
MI Retno Hemawati(MI Retno Hemawati)

NEPAL, negeri di Asia Selatan yang berbatasan dengan Tiongkok dan India, kini mulai masuk daftar favorit pelancong Indonesia, termasuk saya. Akses yang mudah dan keterjangkauan harga, bahkan untuk tinggal berlama-lama, membuat negara yang tersohor eksotis ini dilirik para backpacker sekalipun.

Terlebih, dari ini pula, pendaki gunung yang ingin mendaki Himalaya bisa memulai petualangannya. Aroma sarat petualangan ini bisa dirasakan sejenak setelah mendarat di Bandara Tribhuvan di Kathmandu, ibu kota sekaligus kota terbesar Nepal.

Anda jangan buru-buru membayangkan bandara di kota ini rapi dan bersih, masih jauh dari itu, kondisinya sederhana. Karena Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Nepal, setelah tiba, Anda segera akan diwajibkan mengurus dan membayar visa.

Siapkanlah mata uang dolar Amerika sebesar US$25 jika Anda tinggal paling lama 15 hari, US$40 untuk maksimal 30 hari, dan US$100 untuk tinggal paling lama 90 hari.

Di Bandara Tribhuvan juga tersedia konter penukaran uang. Siapkan mata uang dolar Amerika, tetapi jangan kaget jika nantinya menerima uang-uang kertas yang sudah lusuh meskipun dari bank resmi negara itu.

Seusai mengurus visa dan menukarkan uang, Saya segera menuju penginapan. Untuk urusan transportasi, di bandara juga tersedia taksi. Jangan ragu untuk melakukan negosiasi harga karena taksi di sini bisa ditawar.

Jika Anda belum melakukan pemesanan penginapan, tidak perlu panik. Di daerah turis, Thamel demikian disebut, Anda akan dengan leluasa memilih penginapan, disesuaikan anggaran yang telah dirancang.

Setelah cukup beristirahat, Anda akan bersiap melihat keindahan Nepal yang dikenal sebagai negeri seribu stupa. Agama Hindu di negara ini menempati urutan pemeluk terbanyak karena nenek moyang mereka yang berasal dari India penganut Hindu.

Setelah itu, pemeluk Buddha berada di urutan kedua. Sang Buddha Sidharta Gautama memang diyakini lahir di sebuah distrik Kapilavastu, Nepal Selatan, dekat perbatasan India.

Jangan lupa siapkan masker penutup wajah karena jalanan di Kathmandu relatif berdebu akibat minimnya hujan di sana. Anda juga perlu menyiapkan uang pecahan jika ingin bederma atau memberikan tips untuk seseorang yang memberikan jasanya dalam perjalanan Anda.

Inilah tempat-tempat yang saya sambangi dan memang patut Anda kunjungi selama berada di Nepal:

Boudhanath
Penduduk setempat sering juga menyebut dengan Boudnath untuk menyingkatnya. Tempat ibadah untuk para penganut agama Buddha itu sering kali dikunjungi oleh para peziarah dan biksu dari berbagai belahan dunia, tetapi yang terbanyak ialah dari Tibet.

Para pendoa ramai datang ke Boudhanath karena merupakan tempat ibadah dengan stupa terbesar dengan tinggi 36 meter. Mereka akan mengelilingi stupa hingga puluhan kali sambil berdoa.

Boudhanath berjarak 11 km dari pusat kota Kathmandu. Letaknya yang berada di tengah kota dan di tepi jalan raya memudahkan akses bagi pengunjung.

Seperti di tempat-tempat wisata di negara ini, harga tiket dibedakan antara turis asal South Asian Association for Regional Cooperation (SAARC) dan pengunjung negara lain.

Delapan negara yang dimaksud ialah Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, India, Maladewa, Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka. Untuk pengujung dari SAARC, akan dikenai biaya masuk Rs40, sementara untuk turis asing lainnya Rs150.

Pashupatinath
Sebelum berkunjung ke tempat ini, Anda harus bersiap-siap untuk sedih. Sebenarnya, tempat ini tidak tepat disebut sebagai tempat wisata karena merupakan kuil untuk mengkremasi jenazah. Hanya jenazah beragama Hindu yang bisa diupacarakan dengan prosesi kremasi di tempat ini.

Jika Anda berkesempatan datang pada saat ada jenazah, bersiap-siaplah menitikkan air mata. Haru biru keluarga dan kerabat yang menangisi jenazah akan bergema hingga bermeter-meter jauhnya. Anda pun akan merasakan betapa sedihnya merasakan kehilangan.

Meski tidak bisa mendekat, para pelancong dapat menyaksikan prosesi sembahyangan jenazah dari sisi berlawanan yang dibatasi oleh Sungai Bagmati yang lebarnya sekitar tiga meter.

Bersiaplah juga membawa payung atau penutup kepala karena di tempat ini jarang terdapat kanopi sehingga terik matahari langsung menyengat.

Kuil yang tercantum dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO ini memang banyak diminati para pelancong. Namun, bagi Anda yang non-Hindu mesti teliti membaca tanda karena terdapat tempat-tempat tertentu atau pintu akses yang khusus untuk pemeluk agama itu, seperti pintu masuk ke kuil utama.

Untuk menuju ke Pashupatinath tidaklah sulit. Anda hanya perlu menuju terminal bus terpadu yang disebut dengan Ratna Park dan menempuhnya hanya sekitar 15 menit dengan biaya sekitar Rs15.

Swayambhunath

Tempat ibadah ini juga dikenal dengan sebutan Monkey Temple atau candi kera. Banyak kera akan mengintai Anda sepanjang perjalanan menuju puncak Swayambunath. Hati-hati dengan barang bawaan, terutama minuman. Kera-kera yang beraktivitas di sela-sela tumbuhan pinus itu akan menjarah, terutama saat matahari sangat terik.

Swayambhunath ialah tempat ibadah kedua terbesar setelah Boudhanath. Dari jalan raya, dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk mencapai puncak karena kontur tanahnya yang berbukit.

Namun, perjalanan yang cukup melelahkan itu akan terbayar. Anda akan melihat pemandangan Kathmandu yang luar biasa indah dari ketinggian.

Untuk menuju tempat ini, dapat ditempuh 15 menit dengan bus dari terminal bus terpadu Ratna Park. Sementara harga tiket masuk untuk pengunjung asal negara di luar Asia Selatan, yakni Rs200.

Durbar Square

Tempat wisata terpadat kali ini ialah Durbar Square. Letaknya hanya sekitar 1 km dari Thamel, bisa ditempuh dengan cara jalan kaki.

Di Durbar Square terdapat bangunan Hindu, seperti Hanuman Dorkha, Basantapur Durbar, Chyasin Dega, Maju Dega, Gaddi baithak, dan Kumari ghar yang semuanya terkait. Seperti istana-istana di Jawa, setiap bangunan terpisah memiliki fungsi yang berbeda.

Berbicara tentang Kumari Ghar ialah bangunan yang memiliki kisah unik. Di sini menjadi rumah tinggal seorang bayi perempuan yang dipercaya merupakan titisan Dewi Taleju.

Bayi-bayi itu dipilih oleh pihak ahli waris berdasarkan tanggal kelahiran, sifat dan perangai yang sama dengan sang dewi, dan berhak tinggal hingga mendapatkan menstruasi pertamanya.

Setelah saatnya tiba, mereka akan dikembalikan kepada keluarga biologisnya dan melangsungkan kehidupan kembali layaknya manusia normal, bukan anggota kerajaan.

Jika beruntung, para pengunjung bisa menanti munculnya Dewi Kumari Ghar yang biasanya akan menampakkan diri di waktu-waktu tertentu. Harga tiket masuk untuk pengunjung asal negara di luar Asia Selatan, yakni Rs750.

Bhaktapur
Tempat ini merupakan kota pertama cikal bakal dari negara Nepal pada abad ke-VIII. Untuk mengelilingi tempat itu, setidaknya membutuhkan waktu setengah hari termasuk dengan perjalanan dari Kathmandu.

Meski tidak jauh dari Ibu Kota Nepal, pemandangan di Bhaktapur akan membawa ingatan kita pada pengalaman prasejarah. Menuju tempat itu, Anda akan berhadapan dengan permukiman penduduk yang masih sangat tradisional. Mereka membuat tembikar dan menjualnya sebagai suvenir.

Bhaktapur merupakan salah satu warisan dunia yang terdaftar dalam UNESCO. Bangunan-bangunan candi Hindu di sini pernah mengalami kerusakan parah saat gempa tahun 1934. Setelah direstorasi, pengunjung yang masuk akan dikenai biaya Rs1.500.

Terkait dengan jarak tempuh yang panjang, jangan khawatir saat Anda lapar. Banyak makanan yang dijajakan di toko-toko mungil di tepi jalan.

Kebanyakan masih menjual makanan-makanan tradisional yang menikmatinya sembari minum teh. Jangan membayangkan Anda akan mendapatkan teh seperti di Indonesia. Sekali Anda memesan teh, maka yang akan tersaji ialah teh susu yang sangat kental, legit! Jika lidah Anda tidak cocok dengan masakan kari, di beberapa tempat juga menyediakan menu khas Amerika atau Meksiko, tinggal pilih saja restorannya.

Namun, yang paling wajib untuk dicoba ialah yoghurt dan madu lokal. Yoghurt Bhaktapur merupakan salah satu komoditi yang banyak dicari wisatawan karena rasanya yang otentik dan teksturnya yang terasa sedikit kasar di lidah.

Thamel
Tempat di pusat Kota Kathmandu ini merupakan tempat favorit bagi para wisatawan. Di sinilah surganya belanja dan kuliner. Anda bisa memilih oleh-oleh lengkap, mulai dari baju, kain, makanan, pashmina, bahkan tas kulit yak. Harganya pun relatif terjangkau, asalkan tidak lupa menawar.

Menawar bukanlah hal yang tabu di Nepal, maka buat para pelancong Indonesia yang lekat dengan kultur ini, Nepal bukan cuma kaya panorama dan kultur, tetapi juga seru buat berbelanja.(M-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya