Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

73 Tahun RI Merdeka, Ini Harapan Pelukis Satu Miliar Djoko Pekik

Zubaedah Hanum
17/8/2018 21:55
73 Tahun RI Merdeka, Ini Harapan Pelukis Satu Miliar Djoko Pekik
BINCANG SENI: Kurator Suwarno Wisetrotomo dan pelukis Djoko Pekik saat sesi Art talk dalam pameran seni rupa bertajuk Energi Seni di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (14/8). Sebanyak 18 seniman dari lintas generasi dan usia memamerkan karya-karyanya(Dok. Plaza Indonesia)

DELAPAN belas seniman Indonesia, termasuk pelukis senior Djoko Pekik, dipertemukan dalam satu ajang pameran seni rupa bertajuk Energi Seni di Multi Function Hall lantai 2 Plaza Indonesia, Jakarta, awal pekan ini. Dalam kesempatan itu, mereka memamerkan karya-karya terbaru dan terbaiknya. Pameran yang berlangsung hingga Minggu (19/8) mendatang itu dihelat untuk memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-73 sekaligus menyambut ajang Asian Games 2018.

Sebuah harapan pun dilontarkan Djoko Pekik dengan kemerdekaan yang sudah diraih bangsa ini. Apakah itu? Perupa senior kelahiran Grobogan, Jawa Tengah, 1937 silam itu berharap para pemimpin di negeri ini agar selalu akur. "Mbok ya pemimpin-pemimpin ini mengingat cita-cita revolusi. Kita sudah banyak jatuh korban waktu masa revolusi dulu. Lebih baik kemerdekaan ini diisi," kata Djoko kepada Media Indonesia.

Djoko Pekik pernah dibui pada 8 November 1965 karena dianggap berhubungan dengan Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), organisasi kebudayaan sayap kiri di Indonesia yang didirikan pada 1950 silam. Meski tujuh tahun lamanya Djoko harus merasakan dinginnya penjara, ia justru mendapatkan banyak ide. Salah satunya lukisan berjudul 'Berburu Celeng' (1998) yang laku harganya tembus Rp1 miliar.

Lukisan Berburu Celeng dibuatnya untuk mengkritisi situasi kepemimpinan di era Orde Baru. Lukisan yang terjual seharga Rp1 miliar itu menggambarkan dua lelaki kurus bertelanjang dada memikul babi hutan. Hitam legam bertubuh tambun. Mereka berjalan di tengah kerumunan massa diiringi permainan seni tradisional, jathilan. Karena lukisan itulah, Djoko pun lebih dikenal dengan sebutan pelukis satu miliar.

Dari pengalaman hidupnya yang telah puluhan tahun bergelut di bidang seni rupa, alumnus Akademi Seni Rupa Indonesia (kini ISI Yogyakarta) itu pun menyerukan pentingnya kemandirian kepada para seniman dari Sabang sampai Merauke. "Seniman itu harus mandiri. Bisa cukup untuk dirinya sendiri," pungkas pelukis aliran realis-ekspresif yang kental dengan problem-problem kerakyatan itu. (M-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya