Headline

Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.

Fokus

Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.

Kisah tentang Rasa, Pejuang Kanker Anak

Iis Zatnika
01/8/2018 15:45
Kisah tentang Rasa, Pejuang Kanker Anak
Pentas drama musikal Rasa, Caring From The Heart, diselenggarakan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Sabtu (28/9), juga dihadiri para pejuang dan penyintas kanker anak..(Iis Zatnika)

Rasa yang ceria, tiba-tiba terpuruk, tubuhnya melemah dan harus bolak-balik ke rumah sakit. Ia yang biasanya berlari di taman, kini bergabung dengan anak-anak berkursi roda, bahkan yang harus terbaring di tempat tidur di bangsal anak-anak pejuang kanker.

Dunia berubah begitu cepat dan makna kebahagiaan itu harus diubah, tak lagi identik dengan tubuh yang kuat, dunia penuh tawa dan keceriaan saat menjelajah sekitarnya. Bahagia kini soal bagaimana bisa lancar, walaupun seringkali tertahan menunggu tubuhnya kuat, menjalani satu terapi hingga terapi yang lain, membiarkan tubuhnya disuntik dan dites dan menunggu hasilnya.   

Kisah tentang Rasa itu dipertunjukkan pada sedikitnya 200 anak yang tengah menjalani pengobatan kanker di RSUP Fatmawati, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Pusat Kanker Nasional RS Kanker Dharmais, di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Sabtu (28/9).

Mereka menonton drama musikal Rasa, Caring From The Heart, yang diselenggarakan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) itu untuk merayakan tahun ke 25, organisasi yang membantu menyediakan rumah singgah hingga membantu transportasi saat menjalani pengobatan mereka selama ini. Sekaligus, pentas ini juga memperingati Hari Anak Nasional.

"Kami ingin menyebarkan semangat positif bagi pasien kanker anak. Drama ini mengisahkan seorang anak yang harus menjalani pengobatan kanker bernama Rasa. Ia berjuang, hingga mendapatkan kesempatan kedua dalam hidupnya. Kami ingin menunjukkan, kanker pada anak bisa disembuhkan," ujar Ketua YOAI, Rahmi Adi Putra Tahir.

Pertunjukan itu, kata Rahmi, juga didukung Cancer Buster Community (CBC), komunitas beranggotakan penyintas kanker anak yang sudah dinyatakan sembuh, yang kini telah remaja bahkan dewasa.

Anak-anak yang mengenakan jaket biru itu sebagian menggunakan masker untuk menghindari risiko paparan dari sekitarnya, dan ada pula yang menggunakan tongkat dan kursi roda. Pun, ada yang tampil plontos karena rambutnya rontok, akibat menjalani kempoterapi. Namun, semuanya ceria dan tak henti tertawa dan bertepuk tangan di sepanjang pertunjukkan. Ketika Rasa kemudian tertawa ceria, mendapati kankernya telah diatasi, optimisme mereka pun ikut terungkit. Semoga, seperti Rasa, mereka pun bisa kuat dan sembuh!

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Iis Zatnika
Berita Lainnya