Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DIPLOMAT Success Challenge (DSC), kompetisi kewirausahaan terkemuka di Indonesia, kembali menegaskan pentingnya ekosistem yang kuat dalam mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Dengan lebih dari 36.000 peserta tahun ini, DSC telah membuktikan dirinya sebagai katalisator dalam melahirkan generasi baru wirausahawan.
Dalam sebuah diskusi media di Uncle Z, bertajuk "Fostering A Sustainable Entrepreneurship Ecosystem in Indonesia", Edric Chandra, Program Initiator DSC, menekankan perlunya pergeseran dari ego-sistem ke eko-sistem.
“Sejak 2018, kami telah mengadopsi metodologi berbasis ekosistem. Dengan memupuk lingkungan kolaboratif, wirausahawan dapat belajar satu sama lain dan mengatasi tantangan bersama,” ujarnya.
Dengan menciptakan lingkungan yang suportif, DSC memberdayakan para wirausahawan untuk mengambil keputusan yang tepat dan mengembangkan bisnis mereka.
Edric lebih lanjut menjelaskan, "Kami memilih calon wirausahawan yang menjanjikan dan memberikan mereka alat serta sumber daya yang mereka butuhkan untuk sukses. Namun, pertumbuhan akhir tergantung pada komitmen individu. Kami menawarkan berbagai jalur, tetapi merekalah yang memilih jalur mana yang paling sesuai dengan tujuan mereka."
Pendiri Street Sushi dan penerima hibah DSC Season 14, Ria Andriana, merasakan langsung dampak transformatif dari program ini. "DSC tidak hanya membantu saya mengembangkan bisnis saya, tetapi juga mengubah pola pikir saya. Saya telah belajar pentingnya mempertimbangkan dampak sosial dari bisnis saya, di luar keuntungan semata," ungkapnya.
Sementara itu, pendiri Kopi Tuku dan coach DSC, Andanu Prasetyo, menggemakan sentimen yang sama. "Saya pribadi telah mendapat manfaat dari proses pembelajaran ini. Ekosistem DSC telah memupuk budaya kolaborasi dan pembelajaran berkelanjutan, yang sangat penting untuk
pertumbuhan kewirausahaan di Indonesia," ujarnya.
DSC telah menunjukkan bahwa dengan menciptakan ekosistem yang suportif, wirausahawan dapat mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. (N-2)
Kemitraan strategis antara Du Anyam dan KemenKopUKM telah menjadi contoh nyata pemerintah dapat bekerja sama dengan wirausaha sosial.
Peserta program beasiswa PKW di LKP Karya Jelita ini, mendapatkan biaya pendidikan senilai Rp15 juta per-orang.
Pelatihan digelar Program Studi Rehabilitasi Sosial Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung
Kementerian Usaha Kecil dan Menengah terus mendorong Indonesia agar punya setidaknya 4% jumlah wirausahawan.
Perwakilan Indonesia dari Kongres Wanita Indonesia (Kowani), Prita Kemal Gani, menyuarakan pentingnya peran pendidikan dalam kewirausahaan untuk mengatasi kemiskinan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved