Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
SEBUAH struktur bercahaya menyerupai tangan manusia membentang di tengah kosmos, dengan telapak dan jari-jari terbentuk dari sisa-sisa ledakan bintang raksasa. Pemandangan menakjubkan ini berasal dari nebula MSH 15-52, yang digerakkan pulsar B1509-58, sebuah bintang neutron yang berputar sangat cepat dengan diameter hanya sekitar 20 kilometer.
Astronom berhasil menghadirkan tampilan baru nebula ini dengan menggabungkan data radio dari Australia Telescope Compact Array (ATCA) dan sinar-X dari Chandra X-ray Observatory milik NASA. Nebula ini membentang lebih dari 150 tahun cahaya, tampak seperti tangan manusia yang menjangkau sisa supernova RCW 89, yang menjadi asal-usul pulsar di pusat gambar.
“MSH 15-52 dan RCW 89 menunjukkan banyak fitur unik yang tidak ditemukan pada sumber muda lainnya,” ujar pernyataan Chandra X-ray Observatory. “Meski begitu, masih banyak pertanyaan terbuka mengenai pembentukan dan evolusi struktur-struktur ini.”
Pulsar B1509-58 terbentuk ketika sebuah bintang masif kehabisan bahan bakar, runtuh, dan kemudian meledak sebagai supernova. Pulsar ini berputar hampir tujuh kali per detik dan memiliki medan magnet sekitar 15 triliun kali lebih kuat dari Bumi. Meski ukurannya kecil, pulsar berperan sebagai “dinamo kosmik,” mempercepat partikel ke energi ekstrem dan menghasilkan angin bintang yang membentuk nebula menyerupai tangan.
Gambar komposit terbaru menampilkan nebula dengan warna yang memukau: sinyal radio dari ATCA berwarna merah, sinar-X dari Chandra memancarkan biru, oranye, dan kuning, sementara data optik menampilkan gas hidrogen berwarna emas. Di area tumpang tindih sinyal radio dan sinar-X, warna menjadi ungu, menandai lokasi benturan angin pulsar dengan sisa material supernova.
Data radio terbaru juga menyingkap filamen halus yang sejajar dengan garis medan magnet, kemungkinan terbentuk saat angin pulsar menghantam sisa material ledakan bintang.
Namun beberapa fitur sinar-X paling mencolok, termasuk jet di dekat pulsar dan “jari-jari” terang yang menjulur keluar, tidak memiliki padanan radio. Para astronom menduga ini adalah aliran partikel energi tinggi yang meloloskan diri sepanjang garis medan magnet, mirip dengan gelombang kejut dari pesawat supersonik.
Di dekatnya, sisa supernova RCW 89 menambah misteri. Sinar radio yang bercak-bercak tumpang tindih dengan gumpalan yang terlihat dalam sinar-X dan cahaya optik, menandakan tabrakan dengan awan hidrogen yang padat. Menariknya, batas sinar-X tajam yang diperkirakan adalah gelombang ledakan supernova tidak menunjukkan sinyal radio sama sekali, sebuah temuan yang mengejutkan untuk sisa supernova yang masih muda.
Secara keseluruhan, MSH 15-52 dan RCW 89 terus memikat para astronom. Meskipun gambar baru ini menghadirkan petunjuk baru tentang bintang yang meledak dan lingkungannya, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami interaksi pulsar dengan sisa supernova yang membentuk struktur kosmik yang menakjubkan ini. (Space/Z-2)
Supernova ini diberi nama SN2021yfj, pertama kali terdeteksi pada September 2021 oleh teleskop Zwicky Transient Facility (ZTF).
Baru-baru ini, Teleskop Luar Angkasa Hubble berhasil menangkap gambar sebuah bintang yang meledak menjadi supernova, baik sebelum maupun sesudah.
Tim astronom internasional berhasil mengembangkan protokol deteksi supernova pada tahap paling awal, bahkan kurang dari 24 jam setelah ledakan.
Para astronom menemukan fenomena langka, sebuah bintang raksasa yang meledak saat berhadapan dengan lubang hitam pendampingnya.
Astronom dari Chalmers University menemukan awan gas dan debu terbesar yang pernah diamati mengelilingi bintang raksasa merah Stephenson 2 DFK 52.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved