Planet Raksasa HIP 67522b Diduga Memicu Ledakan Energi di Bintang Induknya

Thalatie K Yani
04/7/2025 10:57
Planet Raksasa HIP 67522b Diduga Memicu Ledakan Energi di Bintang Induknya
Planet gas raksasa HIP 67522b yang mengorbit bintangnya dari jarak sangat dekat diduga memicu flare dahsyat yang dapat mempercepat hilangnya atmosfernya.(J. Fohlmeister, AIP)

PARA ilmuwan menemukan interaksi ekstrem antara sebuah planet raksasa dan bintang induknya yang dapat mempercepat hilangnya atmosfer planet tersebut. Planet ini, yang dikenal sebagai HIP 67522b, berada begitu dekat dengan bintangnya hingga diduga memicu flare—ledakan energi—dari permukaan bintang yang memanaskan dan menggelembungkan atmosfer planet secara drastis.

Temuan ini didasarkan pada analisis data selama lima tahun dari teleskop luar angkasa milik NASA dan ESA, yakni TESS (Transiting Exoplanet Survey Satellite) dan CHEOPS (CHaracterising ExOPlanets Satellite).

Planet Muda dengan Nasib Tragis

HIP 67522b adalah planet gas raksasa, berukuran sekitar 10 kali diameter Bumi, dan mengorbit bintang induknya setiap 7 hari sekali. Planet ini terletak sekitar 417 tahun cahaya dari Bumi, di rasi bintang Centaurus. Bintang induknya sendiri, HIP 67522, diperkirakan berusia 17 juta tahun dan merupakan bagian dari gugus bintang Scorpius-Centaurus.

Menurut tim peneliti yang dipimpin oleh astronom Ekaterina Ilin dari ASTRON, planet ini tampaknya "terhubung" secara magnetik dengan bintangnya, memicu ledakan flare yang sangat kuat. Energi dari ledakan tersebut kemudian memantul kembali ke planet, mempercepat pemanasan dan pelepasan atmosfernya.

“Kami menemukan bukti paling jelas sejauh ini bahwa planet bisa memicu ledakan energi di bintang induknya,” ujar Dr. Ilin. “Lebih mengejutkan lagi, interaksi ini telah berlangsung setidaknya selama tiga tahun.”

Dari Raksasa Gas ke Planet Mini

Pukulan berulang dari radiasi tinggi ini berpotensi membuat HIP 67522b kehilangan atmosfernya secara signifikan. Dalam kurun waktu sekitar 100 juta tahun, planet ini bisa menyusut dari ukuran Jupiter menjadi sekelas Neptunus panas—atau bahkan lebih kecil, menjadi sub-Neptunus, jenis planet yang umum di galaksi tetapi tidak ada di Tata Surya kita.

“Fenomena ini seperti badai antariksa yang disebabkan oleh planet itu sendiri,” kata Dr. Harish Vedantham dari ASTRON. “Ini mungkin mempercepat laju hilangnya atmosfer secara drastis.”

Bukti dari Ledakan Energi dan Gelombang Radio

Dalam studi terpisah yang diterbitkan di jurnal Astronomy & Astrophysics, tim juga mengamati aktivitas magnetik kuat dari bintang HIP 67522 menggunakan Australian Telescope Compact Array (ATCA). Selama lebih dari 135 jam pengamatan, bintang ini terdeteksi sebagai sumber gelombang radio yang terang dan aktif.

Namun, para peneliti tidak menemukan flare radio yang secara langsung terkait dengan interaksi bintang dan planet. Meski demikian, mereka menyimpulkan bahwa flare tersebut kemungkinan terlalu lemah untuk dideteksi, sejalan dengan dugaan bahwa interaksi magnetiklah yang memicu aktivitas tersebut.

Implikasi Lebih Luas bagi Studi Planet Ekstrem

Temuan ini membuka jendela baru dalam studi cuaca luar angkasa ekstrem pada sistem planet muda. Interaksi magnetik seperti ini sebelumnya hanya diprediksi secara teori, dan baru sekarang terkonfirmasi melalui pengamatan jangka panjang dari teleskop luar angkasa.

“Interaksi bintang-planet seperti ini telah lama diduga, tapi bukti langsungnya baru bisa didapatkan berkat kumpulan data besar dari TESS dan CHEOPS,” ujar Dr. Katja Poppenhäger dari Leibniz Institute, Jerman. (Sci News/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya