Headline
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia
MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan
SEBUAH penemuan fosil yang mengagumkan di Brasil mengguncang dunia paleontologi. Para ilmuwan berhasil menemukan fosil semut purba yang dikenal sebagai "semut neraka" (hell ant), yang diperkirakan hidup sekitar 113 juta tahun yang lalu, pada awal periode Cretaceous. Fosil yang terawetkan dengan sangat baik ini membuka wawasan baru mengenai morfologi dan perilaku predator kelompok semut yang telah punah ini.
Fosil tersebut, yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah terkemuka, berasal dari Formasi Crato yang terkenal di timur laut Brasil. Formasi batuan sedimen ini dikenal memiliki koleksi fosil serangga dan tumbuhan yang luar biasa terpelihara sejak periode Cretaceous.
Ciri khas fosil semut neraka ini membedakannya dari semut modern, termasuk rahang atas (mandibula) yang besar dan berbentuk sabit, serta adanya tanduk di kepalanya.
Salah satu aspek yang paling menarik dari semut neraka adalah cara mereka berburu yang unik. Beberapa spesies yang diidentifikasi menggunakan rahang atas untuk menjepit mangsa dari bawah ke atas, berbeda dengan semut modern yang biasanya menggigit dari samping. Penemuan fosil terbaru ini semakin memperkuat pemahaman kita tentang strategi berburu predator purba yang menakutkan ini.
Dr. Ricardo Pérez-de la Fuente, seorang ahli paleontologi dari Museum Sejarah Alam Universitas Oxford yang tidak terlibat langsung dalam penemuan ini, memberikan komentar mengenai pentingnya temuan ini. "Penemuan fosil semut neraka dari Brazil ini sangat signifikan karena memberi kita pandangan yang lebih jelas tentang dunia serangga purba di periode Cretaceous. Morfologi yang aneh dan berbeda dari semut modern menunjukkan jalur evolusi yang unik serta strategi berburu yang mungkin sangat efektif pada masanya," ujarnya.
Fosil semut neraka yang ditemukan di Brasil ini juga memiliki fitur anatomi yang belum pernah terlihat sebelumnya pada fosil-fosil semut neraka lainnya yang ditemukan di wilayah Amerika Utara dan Asia. Hal ini mengindikasikan adanya keanekaragaman spesies semut neraka yang lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya, serta kemungkinan adaptasi daerah terhadap lingkungan purba yang beragam.
Para peneliti yang terlibat dalam penemuan ini menggunakan teknik pencitraan mikroskopis dengan resolusi tinggi untuk mempelajari detail morfologi fosil tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa semut neraka ini kemungkinan merupakan predator aktif yang memangsa serangga lain atau invertebrata kecil. Struktur rahangnya yang kuat dan tajam mengindikasikan kemampuannya untuk memberikan gigitan yang mematikan.
"Fosil ini adalah harta karun," kata Dr. Mariana Smith, pemimpin penelitian dari Universitas São Paulo, Brasil. "Tingkat detail preservasinya luar biasa, memudahkan kita melihat fitur-fitur halus seperti bulu halus di tubuhnya. Ini memberi kita pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana makhluk menakjubkan ini terlihat dan berperilaku jutaan tahun yang lalu. "
Penemuan fosil semut neraka di Brasil ini tidak hanya memperkaya catatan fosil serangga purba, tetapi juga memberikan kontribusi penting bagi pemahaman kita tentang evolusi awal semut dan keanekaragaman hayati di periode Cretaceous. Penelitian lanjutan terhadap fosil ini dan potensi penemuan lainnya di daerah tersebut diharapkan dapat terus mengungkap misteri kehidupan purba yang pernah mendominasi Bumi. (National Geographic channel/Smithsonianmag/Z-2)
Peneliti di Museum Zoologi Universitas São Paulo menemukan fosil semut purba, yang merupakan semut tertua yang dikenal hingga saat ini, berusia sekitar 113 juta tahun.
Ilmuwan baru-baru ini menemukan fosil semut raksasa yang diperkirakan berusia sekitar 50 juta tahun. Fosil ini memberikan wawasan baru tentang migrasi antar benua
Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto resmi mengikuti rangkaian KTT BRICS di Rio de Janeiro, Brasil.
Presiden AS Donald Trump desak Brasil hentikan proses hukum terhadap Jair Bolsonaro. Presiden Lula menegaskan tidak ada yang kebal hukum di Brasil.
Airlangga menambahkan, Presiden Prabowo juga mendorong penguatan kemitraan antarnegara Selatan (Global South) dan memperluas pemanfaatan New Development Bank (NDB).
Syafi'i menegaskan bahwa pihaknya sudah bekerja sesuai prosedur. Namun, soal dugaan melakukan kelalaian, dia menilai harus jelas arah tudingan itu.
PRESIDEN Republik Indonesia Prabowo Subianto menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 yang digelar di Museum of Modern Art (MAM), Rio de Janeiro, Brasil, pada Minggu (6/7).
PRESIDEN Republik Indonesia, Prabowo Subianto menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS 2025 yang diselenggarakan pada Minggu (6/7).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved