Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
PARA astronom baru-baru ini menemukan sebuah lubang hitam supermasif yang memancarkan sinar energi raksasa ke arah Bumi. Raksasa kosmik ini memiliki massa sekitar 700 juta kali lipat dari massa Matahari dan berlokasi di galaksi yang berasal dari alam semesta awal, yaitu 800 juta tahun setelah peristiwa Big Bang. Temuan ini menjadikannya sebagai blazar terjauh yang pernah teridentifikasi.
Beberapa lubang hitam supermasif, yang dikenal dengan istilah quasar, sangat besar sehingga dapat memanaskan materi yang berputar di dalam cakram akresi hingga mencapai suhu ratusan ribu derajat. Proses ini memicu pancaran radiasi elektromagnetik yang luar biasa.
Medan magnet yang sangat kuat dari quasar dapat memfokuskan energi ini menjadi dua semburan yang melesat tegak lurus terhadap cakram akresi, menyebar jauh melampaui galaksi induknya.
Secara kebetulan, beberapa quasar ini mengarahkan salah satu jet kembarnya langsung ke Bumi, menciptakan titik-titik terang radio yang berdenyut saat lubang hitam tersebut menyerap materi. Lubang hitam ini dikenal sebagai blazar.
Dalam sebuah studi terbaru yang diterbitkan pada 18 Desember 2024 di The Astrophysical Journal Letters, para peneliti berhasil menemukan blazar baru yang diberi nama J0410-0139. Penemuan ini dilakukan dengan memanfaatkan data dari berbagai teleskop, termasuk Atacama Large Millimeter Array, teleskop Magellan, dan Very Large Telescope milik European Southern Observatory yang semuanya berlokasi di Cile, serta observatorium Chandra milik NASA yang berada di orbit Bumi.
Gelombang radio dari blazar ini telah menempuh jarak lebih dari 12,9 miliar tahun cahaya sebelum mencapai Bumi, menciptakan rekor baru untuk jenis objek kosmik tersebut. Usia raksasa bersinar ini memungkinkan para peneliti untuk menyelidiki lebih dalam mengenai proses pembentukan lubang hitam supermasif yang pertama serta evolusi inti galaksi sejak saat itu.
Hingga saat ini, kurang dari 3. 000 blazar telah teridentifikasi, dengan sebagian besar berada jauh lebih dekat ke Bumi dibandingkan J0410-0139. Sebelumnya, rekor blazar terjauh dipegang PSO J0309+27 yang ditemukan tahun 2020, berjarak sekitar 12,8 miliar tahun cahaya dari Bumi, sehingga berusia sekitar 100 juta tahun lebih muda daripada J0410-0139.
Penemuan blazar pada jarak sedemikian jauh menunjukkan kemungkinan besar bahwa masih banyak lubang hitam supermasif lainnya yang berada pada titik ini dalam sejarah kosmik, namun tidak memiliki jet atau memancarkan radiasi jauh dari Bumi.
Selain itu, penemuan quasar dengan jet yang mengarah langsung ke kita ini menunjukkan bahwa pada masa itu mungkin terdapat banyak quasar lainnya yang memiliki jet yang tidak mengarah ke arah kita. Para peneliti kini berencana untuk mencari lebih banyak blazar dari periode ini dan optimis mereka akan menemukannya. (livescience/Z-3)
Teleskop Luar Angkasa Hubble milik NASA/ESA baru-baru ini mengungkap penemuan mengejutkan tentang galaksi dengan struktur unik yang mirip dengan tentakel ubur-ubu
Dengan menggunakan JWST, para peneliti mengekstrak informasi dari cahaya yang dipancarkan oleh galaksi pada berbagai panjang gelombang.
Peneliti mengungkapkan area khusus di mana radiasi intens dari bintang-bintang besar mengancam perkembangan awal dari sistem planet di sekitarnya.
Para astronom berhasil menangkap gambar perbesaran pertama dari sebuah bintang yang berada di luar galaksi Bima Sakti dengan menggunakan Very Large Telescope Interferometer (VLTI).
TELESKOP Sinar-X Medan Lebar (WXT) milik Einstein Probe berhasil mendeteksi semburan sinar-X berenergi rendah
Para astronom temukan semburan jet kembar terbesar yang terlihat dari lubang hitam supermasif, dengan panjang mencapai 23 juta tahun cahaya atau sekitar 140 kali ukuran Galaksi Bima Sakti.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved