Headline

Banyak pihak menyoroti dana program MBG yang masuk alokasi anggaran pendidikan 2026.

Astronom Temukan Sinyal Radio Aneh yang Berasal dari Bintang Neutron

Muhammad Ghifari A
19/8/2025 21:15
Astronom Temukan Sinyal Radio Aneh yang Berasal dari Bintang Neutron
Ilustrasi magnetar dengan medan magnet dan jet yang kuat(Doc Space)

PARA ilmuwan dibuat takjub saat sebuah bintang neutron "mati" dengan medan magnet terkuat di alam semesta tiba-tiba kembali aktif.

Bintang neutron yang sangat magnetik ini, yang dikenal sebagai magnetar, kembali hidup dengan memancarkan sinyal radio aneh yang tidak sesuai dengan pemahaman astronomi saat ini.

Tim astronom menemukan kebangkitan magnetar ini saat mereka mengamati XTE J1810-197, magnetar terdekat dari Bumi yang berjarak sekitar 8.000 tahun cahaya.

Mereka menggunakan teleskop radio Parkes, Murriyang, milik Organisasi Riset Ilmiah dan Industri Persemakmuran Australia (CSIRO).

Sinyal Misterius yang Belum Pernah Terlihat

Kebanyakan magnetar memancarkan cahaya terpolarisasi, di mana gelombangnya berorientasi pada arah tertentu.

Namun, para peneliti menemukan bahwa cahaya yang dipancarkan oleh magnetar ini terpolarisasi melingkar, seolah-olah berputar saat melintasi ruang angkasa. Temuan ini tidak hanya tidak terduga, tetapi juga belum pernah terlihat sebelumnya.

"Tidak seperti sinyal radio dari magnetar lain, magnetar ini memancarkan polarisasi melingkar dalam jumlah besar yang berubah dengan cepat," jelas Marcus Lower, pemimpin tim dan ilmuwan CSIRO.

"Kami belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya."

Magnetar: Bintang Neutron yang Super Padat dan Magnetik

Magnetar, seperti semua bintang neutron, terbentuk dari kematian bintang masif. Ketika bintang-bintang ini kehabisan bahan bakar untuk fusi nuklir, energi yang menopang mereka dari keruntuhan gravitasi terputus.

Lapisan luar bintang terlempar keluar dalam ledakan supernova, menyisakan inti bintang yang sangat padat.

Inti ini memiliki massa sekitar satu hingga dua kali massa matahari, tetapi ukurannya menyusut drastis menjadi hanya sekitar 20 kilometer, seukuran kota besar di Bumi.

Kepadatan materinya begitu ekstrem, hingga satu sendok teh materi bintang neutron bisa memiliki berat 10 juta ton.

Keruntuhan inti yang cepat ini juga menyebabkan bintang neutron berputar sangat cepat, mirip pemain seluncur es yang menarik tangannya untuk meningkatkan putaran. Beberapa bintang neutron bahkan bisa berputar hingga 700 kali per detik.

Selain itu, garis medan magnet bintang yang sekarat akan saling merapat, meningkatkan kekuatan medan magnetnya secara drastis.

Medan magnet pada magnetar bisa satu kuadriliun (10^15) kali lebih kuat dari medan magnet matahari, menjadikannya jenis bintang neutron tersendiri.

Kebangkitan Kembali XTE J1810-197

Mendeteksi pulsa gelombang radio dari magnetar sangatlah langka. XTE J1810-197 adalah salah satu dari segelintir magnetar yang diketahui memancarkan gelombang radio.

Bintang ini pertama kali terlihat memancarkan gelombang radio pada tahun 2003, tetapi sinyalnya menghilang selama lebih dari satu dekade.

Pada tahun 2018, magnetar ini kembali terdeteksi oleh teleskop Lovell di Observatorium Jodrell Bank. Sejak saat itu, teleskop Murriyang di Australia telah mengamati XTE J1810-197 secara terus-menerus.

Para peneliti menduga bahwa plasma super panas di atas kutub magnet magnetar bertindak sebagai semacam filter polarisasi.

Namun, mereka masih harus menentukan secara pasti bagaimana plasma ini bisa menghasilkan emisi yang tidak biasa tersebut.

Dengan menggunakan penerima pita lebar ultra-lebar canggih yang dirancang oleh CSIRO, teleskop Murriyang dapat mengumpulkan pengukuran presisi tinggi dari berbagai objek langit, terutama magnetar. 

Para peneliti berharap pengamatan lanjutan terhadap XTE J1810-197 akan memberikan wawasan baru tentang fenomena ekstrem yang terkait dengan magnetar, seperti dinamika plasma, semburan sinar-X dan sinar gamma, dan kemungkinan semburan radio cepat.

Sumber: Space.com



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Reynaldi
Berita Lainnya