Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PEMAHAMAN umum tentang alam semesta menganggap semua materi dan energi tercipta selama periode inflasi cepat yang dikenal sebagai Big Bang. Namun, pada 2023, Katherine Freese dan Martin Wolfgang Winkler mengusulkan ide radikal: sebuah "Dark Big Bang" yang mungkin menjadi asal mula materi gelap, salah satu komponen paling misterius di alam semesta.
Dua ilmuwan dari Universitas Colgate mengembangkan gagasan ini lebih lanjut. Mereka menyarankan Dark Big Bang mungkin terjadi bersamaan dengan atau hingga satu tahun setelah Big Bang standar, mengalirkan materi gelap ke alam semesta. Dengan menganalisis skenario yang memungkinkan, mereka menetapkan cara untuk mencari bukti fenomena ini, termasuk melalui gelombang gravitasi.
Materi gelap berbeda dengan materi biasa karena tidak berinteraksi dengan cahaya atau materi biasa, hanya dapat dideteksi melalui gravitasi. Hal ini menjadikannya sangat sulit dipahami. Model Dark Big Bang menyarankan partikel-partikel materi gelap tercipta dari bidang yang terpisah, yang hanya berinteraksi dengan apa yang disebut "Dark Sector"—serangkaian partikel dan interaksi yang tidak ditemukan dalam model fisika standar.
Penelitian ini memberikan cara baru untuk memahami asal mula materi gelap dan membuka kemungkinan untuk mendeteksinya melalui eksperimen masa depan, seperti International Pulsar Timing Array (IPTA) dan Square Kilometer Array (SKA). Bukti untuk Dark Big Bang dapat ditemukan melalui interaksi antara materi gelap dan materi biasa atau melalui analisis gelombang gravitasi dari transisi fase dalam Dark Sector.
Teori ini menawarkan pandangan segar dan memperluas wawasan tentang asal usul alam semesta, terutama mengenai bagaimana materi gelap mungkin memerlukan "ledakan besar" tersendiri. (Space/Z-3)
Ilmuwan temukan lubang hitam supermasif sebagai akselerator partikel alami dengan energi luar biasa, membuka peluang baru memahami materi gelap yang selama ini sulit terdeteksi LHC.
Para astronom terkejut dengan penemuan FCC 224, galaksi yang hampir seluruhnya bebas dari materi gelap, yang terletak di tepi Gugus Fornax.
Astrofisikawan Ethan Nadler dari University of California, meneliti kemungkinan halo materi gelap "gelap", yaitu gumpalan materi gelap yang tidak pernah membentuk bintang.
Fenomena misterius di pusat Bima Sakti bisa menjadi petunjuk keberadaan kandidat baru materi gelap.
Penelitian terbaru mengungkapkan massa materi gelap mungkin lebih ringan atau lebih berat daripada yang sebelumnya diperkirakan.
Peneliti mengemukakan keretakan yang membingungkan dalam aliran bintang GD-1 mungkin disebabkan sub-halo materi gelap yang berinteraksi dengan dirinya sendiri.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved