Headline
RI-AS membuat protokol keamanan data lintas negara.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
NASA kehilangan kontak dengan wahana antarbintang Voyager 1 selama hampir seminggu setelah gangguan teknis mematikan pemancar utama wahana tersebut. Melalui pemancar cadangan yang lebih lemah, para insinyur kini sedang mengevaluasi masalah tersebut dari jarak 15 miliar mil.
Kontak dengan Voyager 1 hilang pada 19-24 Oktober akibat kerusakan teknis yang memaksa pemancar radio utama wahana itu mati, seperti yang diungkapkan NASA dalam sebuah posting blog. Tim teknis NASA telah berhasil memulihkan kontak menggunakan pemancar cadangan yang lebih lemah, yang terakhir digunakan pada 1981, untuk menilai situasi yang terjadi.
“Pemadaman pemancar kemungkinan dipicu oleh sistem perlindungan kesalahan wahana yang secara otomatis merespons masalah internal,” tulis NASA dalam blog tersebut. “Misalnya, jika wahana menggunakan daya melebihi kapasitas, sistem perlindungan akan menghemat daya dengan mematikan sistem yang tidak penting untuk menjaga wahana tetap berfungsi,” termasuk pemancar radio utama, tambah tim NASA.
Meskipun komunikasi telah pulih, dibutuhkan waktu beberapa hari atau minggu untuk mengidentifikasi akar masalahnya.
Berkomunikasi dengan Voyager 1 dan kembarannya, Voyager 2, bukanlah hal yang sederhana. Saat ini, Voyager 1 berada lebih dari 15 miliar mil (24 miliar kilometer) dari Bumi, menjadikannya objek buatan manusia yang paling jauh di alam semesta.
Perintah dari Bumi membutuhkan waktu 23 jam untuk mencapai wahana tersebut di luar tepi tata surya, dan respons dari Voyager 1 membutuhkan waktu 23 jam lagi untuk kembali ke Bumi.
Menurut NASA, masalah komunikasi ini dimulai pada 16 Oktober, ketika insinyur mengirimkan perintah kepada Voyager 1 untuk mengaktifkan salah satu pemanasnya. Meskipun wahana memiliki daya yang cukup untuk menjalankan perintah tersebut, langkah ini justru memicu sistem perlindungan kesalahan Voyager 1.
Dua hari kemudian, ketika tim NASA mencoba mencari respons Voyager 1 menggunakan Deep Space Network, jaringan antena radio global yang mendukung misi antarplanet, mereka tidak dapat mendeteksi sinyal dari wahana tersebut. Namun, tim akhirnya menemukan sinyal Voyager 1 pada hari yang sama. Tetapi keesokan harinya (19 Oktober), komunikasi dengan Voyager “tampaknya benar-benar terhenti,” menurut NASA.
Tim insinyur menduga bahwa selama periode ini, sistem perlindungan kesalahan Voyager 1 terpicu dua kali lagi. Akibatnya, wahana mematikan pemancar radio utama X-band dan beralih ke pemancar cadangan S-band yang menggunakan frekuensi berbeda dan "jauh lebih lemah" daripada pemancar utama, menurut NASA.
“Walaupun S-band menggunakan daya lebih kecil, Voyager 1 tidak menggunakannya untuk berkomunikasi dengan Bumi sejak tahun 1981,” tambah badan antariksa tersebut. (livescience/Z-3)
NASA merilis koleksi gambar kosmik terbaru yang menampilkan keindahan luar angkasa dengan detail menakjubkan yang diambil Chandra X-ray Observatory.
SELAMA 21 bulan genosida di Jalur Gaza, Palestina, sekitar 70 persen infrastruktur hancur, menyisakan wilayah tersebut tertimbun jutaan ton puing dan tenggelam dalam gelap.
Boeing Starliner belum akan terbang ke ISS hingga awal 2026 karena masalah thruster dan kebocoran helium.
NASA merlisi foto permukaan matahari dengan jarak 6,1 juta kilometer menggunakan wahana antariksa Parker Solar Probe.
Tabrakan DART dan asteroid Dimorphos tidak hanya menggeser orbitnya, juga berdampak kompleks.
Solar maksimum merupakan fase siklus 11 tahun aktivitas bintik (sunspot) pada matahari yang diperkirakan terjadi pada Juli ini.
Ia menyampaikan dukungan penuh terhadap kiprah DWP dalam membangun sinergi positif di lingkungan Setjen DPD RI.
LSE mengeksplorasi bagaimana teknologi AI dapat membantu manusia “berkomunikasi” dengan hewan peliharaan.
Cesen mengaku bahwa Marshel Widianto dulu sangat cuek soal komunikasi. Hingga Cesen pun tidak terima dan minta pisah ranjang.
PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) menggandeng anak usaha Turkish Aerospace Industries, CTech, untuk mengembangkan komunikasi satelit bergerak
FENOMENA masalah komunikasi antara orangtua dan anak sudah terjadi sejak lama, dan bukan menjadi hal yang asing lagi.
Raihan prestasi pada IDEAS 2025 ini menjadi momentum penting dalam perjalanan UNJ sebagai kampus yang semakin diperhitungkan di tingkat nasional maupun internasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved