Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
RANSOMWARE bukan lagi istilah yang baru di ranah teknologi. Sejak 8 sampai 11 Mei lalu, Bank Syariah Indonesia (BSI) dikabarkan menjadi salah satu korban taring serangan siber yang paling meresahkan itu.
Menurut Founder AwanPintar.id/CTO Prosperita Yudhi Kukuh, saat ini, ada ransomeware modern.
“Ada developer, programmer ransomware, pihak lain yang membiayai operasional dan orang yang menyebarkan,” kata Yudhi di Shangri-La Hotel Jakarta, Selasa (25/7).
Baca juga : 20% Pengguna Komputer di Indonesia Jadi Korban Serangan Siber
Lebih lanjut, Yudhi menyampaikan bahwa ransomware lama hanya mengenkripsi sebuah data saja. Setelah itu, sesuai namanya sang pembuat pun akan meminta tebusan.
Berdasarkan olah data dari AwanPintar.id, selama Semester I 2023, telah terjadi 347.172.666 serangan siber di Indonesia. Dalam dua bulan terakhir terjadi lonjakan serangan yang signifikan, yaitu saat Ransomware LockBit merajalela di Indonesia.
Sementara itu, menurut riset Verizon pada 2023, diketahui jumlah serangan Ransomware dalam dua tahun terakhir berjumlah lebih dari gabungan lima tahun sebelumnya. Ransomware menyumbang hampir satu dari empat (24%) metode serangan digital.
Baca juga : Cara Merekam Layar di Komputer Windows 10
Ransomware kini tidak hanya mengenkripsi, tetapi mereka juga mengeksfiltrasi data lalu meminta tebusan dalam pemerasan ganda dengan waktu yang terbatas, biasanya 72 jam untuk membayar uang tebusan.
Sebagai platform distributor dan vendor Software as a service (SaaS), Prosperita juga menawarkan AwanPintar.id sebuah cloud security engine karya anak bangsa yang bekerja mendeteksi ancaman yang masuk ke Indonesia dan dari lokal Indonesia.
Layanan tersebut diklaim mampu memberikan peta gambaran sebuah serangan yang datang serta dilengkapi dengan kemampuan mendeteksi ancaman pada file, termasuk virus, malware, ransomware, trojan, dan spyware.
Baca juga : Zyrex Maveric AI dan Gaming Series Defenisi Ulang Standar Bisnis dan Dunia Gaming
Selain Awan pintar.id, publik juga bisa menggunakan solusi lainnya yaitu Safetica. Safetica menutup celah keamanan dari dalam perusahaan, dari kelalaian atau niat jahat manusia.
Solusi Safetica yang merupakan perangkat lunak untuk mencegah kehilangan data (Data Loss Prevention), membantu melindungi pengguna dari serangan ransomware dengan memantau aliran data dalam organisasi, Seperti informasi keuangan, data pribadi, dan kekayaan intelektual
“Safetica menyediakan solusi data loss prevention dengan platform on-prem dan cloud, dan proteksi terhadap ancaman dari dalam untuk membantu organisasi mengamankan data mereka dan memastikan memenuhi syarat kepatuhan (compliance), ” kata Safetica Regional Sales Director (CEE, MEA, APAO) Lubos Milan. (Z-1)
Fokus ancaman global telah bergeser dari medan perang fisik menuju ruang digital. Serangan siber kini tidak lagi terbatas pada pembobolan data atau gangguan terhadap sistem keuangan semata.
Indonesia tercatat mengalami jumlah serangan siber terkait APT tertinggi kedua pada tahun 2024, menyumbang 7% dari semua insiden di kawasan Asia Pasifik.
Taktik baru Fog bahkan melangkah lebih jauh karena mereka menjadi grup RaaS pertama yang secara terbuka mengungkap alamat IP dan data curian milik korban mereka di Dark Web.
Pada 2024, 3.055 daftar akses korporat yang dijual oleh Initial Access Broker terdeteksi di pasar web gelap, meningkat 15% dari tahun ke tahun, dengan 427 kasus di kawasan Asia Pasifik.
Ancaman siber yang kian kompleks membuat perusahaan di Indonesia membutuhkan solusi backup yang lebih cerdas dan efisien.
Ransomware yang dijuluki Ymir itu menggunakan metode enkripsi dan penyamaran tingkat lanjut. Ransomware ini juga secara selektif menargetkan file dan berupaya menghindari deteksi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved