Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
PT IndoSterling Technomedia Tbk (TECH) menatap penuh percaya diri dalam menghadapi ancaman resesi maupun gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang bakal terjadi tahun depan. Komisaris Utama IndoSterling Technomedia, Sean William Henley, bersyukur bisa melewati masa sulit tahun ini tanpa melakukan PHK. Ia melihat saat ini gelombang PHK marak terjadi di industri usaha yang bergerak di bidang teknologi, termasuk bisnis start-up.
"TECH memang bukan masuk pada kategori start-up. Namun kami berusaha tidak melakukan PHK besar-besaran sebagaimana yang banyak dilakukan di perusahaan teknologi," kata William Henley saat berbicara pada acara Public Expose PT IndoSterling Technomedia Tbk (TECH) di Jakarta, Rabu (30/11).
William Henley menyadari dalam setengah tahun terakhir ini banyak perusahaan teknologi yang berguguran. Ia mengaku salah satu kekuatan yang membuat TECH tetap berjalan karena produk bussiness to bussiness (B2B) menjadi tumpuannya. "Berbeda dengan sebagian besar perusahaan start-up yang menggantungkan hidup dari dana investor untuk bertahan, TECH memiliki produk-produk yang bersifat B2B dan sudah berhasil diserap pasar dan konsumen secara sustaible," ujarnya.
Direktur Utama IndoSterling Technomedia, Billy Andrian, mengatakan optimisme untuk menatap akhir tahun ini karena diperkuat dengan data pencapaian aset dan ekuitas korporasi yang secara konstan meningkat dibandingkan tahun lalu. "Di saat kondisi gonjang-ganjing yang akan terjadi pada 2023, kami percaya bahwa selalu ada kesempatan," tuturnya.
Billy mengatakan berjalannya proses pemulihan ekonomi secara nasional pascapandemi covid-19 telah berimbas pada seluruh sektor termasuk di bidang yang menjadi cakupan bisnis TECH. "Kami optimistis untuk menutup 2022 dengan kinerja yang positif sekaligus menargetkan pencapain lebih baik tahun depan," katanya.
Dalam acara itu dipaparkan sejumlah anak usaha yang berada di bawah naungan IndoSterling Technomedia. Di antaranya ialah Technomedia Interkom Cemerlang (Edufecta) yang bergerak dalam membuat sistem manajemen pendidikan terpadu, Technomedia Sarana Semesta (Renofax) yang fokus dalam pembuatan sistem proptech. Kemudian PT Digimedi Andalan Nusantara (PingPoint, Mancode.id, KarirGoGo dan Duitologi), yang menggarap penerbitan digital dan estate digital vertikal kepemilikan dan PT Technomedia Multi Sejahtera (Kawn), spesialisasi dalam membuat sistem terpadu untuk sektor food and beverage. Ada pula Technomedia Andalan Jaya (Stock Map, Sterling Alpha, Sentinel) bergerak dalam membuat solusi dan platform industri keuangan dan pasar modal. Indosterling Lokamedia Makmur (Lokamedia) bergerak dalam membuat platform hyperlocal untuk promosi UMKM.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kawn dari PT Technomedia Multi Sejahtera, Yoas, menuturkan pihaknya yang bergerak di bidang sistem terpadu untuk sektor food and beverage kini berkolaborasi bersama BCA untuk integrasi dengan EDC dan sistem QR code. "Kerja sama dengan pihak BCA meningkatkan protofolio profesionalitas sistem kami di mata pengguna. Selain itu Kawn berkolaborasi dengan Accurate untuk mengembangkan fitur sistem akuntansi terintegrasi," tuturnya.
Sebagai perusahaan berorientasi global, IndoSterling Technomedia memiliki Roadmap to Sustainability Measure and Net Zero yang menjadi bentuk dukungan nyata bagi komitmen Indonesia dalam mengendalikan dan menurunkan emisi secara global. Indonesia ialah negara berkembang pertama yang mendukung secara langsung Paris Agreement Goal dan komitmen nasional melalui UU Nomor 16 Tahun 2016 tentang pengesahan Paris Agreement dengan target Nationally Determined Contribution (NDC) yaitu dapat menurunkan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29% dari BaU atau 41% mendapat dukungan internasional pada 2030.
Langkah nyata pemerintah Indonesia ialah menerapkan carbon pricing berupa carbon tax yang ditetapkan melalui Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Untuk saat ini, sesuai dengan UU HPP pajak karbon yang diperjualbelikan Rp30 per kilogram karbon dioksida ekuivalen (CO2e) atau satuan yang setara. Sepanjang 2021 operasional korporasi menghasilkan emisi karbon sebesar 66 ton dari penggunaan pengatur suhu ruangan (AC), penggunaan listrik untuk server, hingga transportasi direksi dan karyawan. Sebagai wujud nyata mendukung net zero carbon, selain menjalankan sejumlah langkah untuk menekan produksi karbon, perusahaan juga melakukan pembelian karbon kredit sebesar 17 ton atau sekitar 25,7% karbon yang dihasilkan pada 2021. (OL-14)
Kepemimpinan masa kini bukan lagi soal kekuasaan, melainkan tentang keberanian untuk membangun koneksi dan membawa dampak nyata.
Lewat proyek Peta Virtual Wisata Kota Semarang, guru Ayu Kusumadiyastuti ubah pembelajaran teks deskriptif jadi teknologi petualangan.
Indo-Pacific Strategic Intelligence (ISI) Muhammad Hadianto menegaskan pentingnya penguasaan dan inovasi teknologi untuk memperkuat postur pertahanan nasional yang tangguh.
Alumni ITB memiliki peran penting dan strategis untuk terlibat langsung dalam pembangunan nasional melalui kontribusi riset, pengembangan teknologi, dan inovasi industri.
PT Hariff Dipa Persada, perusahaan teknologi pertahanan swasta nasional menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Naval Group,
Kawasan Asia Tenggara, yang menyimpan 15% hutan tropis dunia dan hampir 20% spesies tumbuhan dan hewan global, menghadapi potensi kehilangan hingga 50% spesies terestrial pada 2100.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved