Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
SOLUSI teknologi menjadi salah satu jawaban dalam memberdayakan petambak ikan di Indonesia. Hal itu pun menjadi fokus utama bagi usaha rintisan (startup) berbasis kelautan dan perikanan, DELOS yang mengembangkan Aqualink sebagai bagian dari pendampingan DELOS kepada para mitra petambak udangnya.
Komitmen itu semakin diperkuat DELOS usai mendapatkan kucuran pendanaan tahap awal sebear US$8 juta (Rp114 Miliar) dari kerja sama MDI Ventures dan KB Investment Co., Ltd. dan Alpha JWC Ventures.
CEO DELOS Guntur Mallarangeng mengatakan, komitmen itu sejalan dengan misinya dalam membekali para pembudi daya dengan teknologi, kemampuan manajemen yang mumpuni untuk menghasilkan panen yang berkelanjutan dan menguntungkan, serta mendorong mereka untuk melaksanakan Revolusi Biru.
“Sekarang dalam fase pembangunan bagian hulu yaitu bagaimana caranya kami mendapatkan petambak udang sebanyak-banyaknya, lalu kemudian barulah memaksimalkan hasil panen sebaik-baiknya. Dengan begitu, kita sudah mulai dapat memproses, kita juga sudah memulai eksporting, punya pasar di luar negeri, dan brand yang bisa dijual di luar negeri,” ujar Guntur di Jakarta.
Dalam pengoperasiannya, DELOS memiliki 3 pilar utama yaitu sains, operations, dan teknologi untuk mendukung peningkatan produktivitas tambak udang dengan hasil di atas rata-rata atau mendekati 40 ton/ha.
Baca juga : Bosnet Next Generation Ecosystem Percepatan Proses Bisnis Digital
Dari ketiga pilar tersebut, DELOS berupaya untuk meningkatkan pengalaman, jaringan, IP-nya, serta manajemen tambak yang lengkap dan dikembangkan secara internal untuk meningkatkan kapasitas produktif hasil tambak udang Indonesia sebesar 50-150%.
Setelah membangun AquaHero dalam bentuk ekosistem DELOS, kehadiran fasilitas AquaLink di dalam DELOS diharapkan dapat membantu mitra petambak mengkonsolidasikan value chain dari hulu ke hilir, mulai dari pemilihan bahan baku seperti benur dan pakan, pemrosesan, pemasaran, jalur ekspor, hingga penjualan langsung ke pasar luar negeri seperti Jepang dan Amerika, yang tentunya bernilai lebih tinggi.
AquaHero dan AquaLink yang akan terus dikembangkan saat ini berbasis aplikasi dan dikelola terbatas oleh tim atau para petambak yang masuk ke dalam ekosistem DELOS. Aplikasi tersebut berfungsi sebagai roadmap untuk mencatat data kualitas air, penyakit, serta nutrisi udang yang baik. Sekaligus juga untuk mendukung value chain dari hulu ke hilir.
Dari rencana tersebut, Guntur berharap dapat memperluas tambak yang dtelah dikelola DELOS, bertambah hingga 200 hektar sampai dengan akhir tahun ini. Ditambah dengan target DELOS yang ingin memiliki satu pabrik udang di tahun depan.
"Muaranya adalah, mulai tahun 2024 DELOS telah dapat melakukan ekspor udang dengan merek DELOS sebagai produk asal Indonesia yang bersaing di pasar luar negeri," pungkasnsya. (RO/OL-7)
Dian mengatakan, masih banyak pengusaha tambak udang di NTB yang abai dengan regulasi. Tercatat, ada 881 dari total 1.071 tambak udang di NTB tidak berizin.
Pemberian surat teguran tanpa aksi konkret justru akan mengadu domba masyarakat di Karimunjawa karena sebagian besar menolak tambak dan sejumlah lainnya tetap bertahan.
Petambak diketahui membuka tambak udang vaname hingga limbah dibuang ke laut mencemari perairan tersebut.
PEMANFAATAN lahan mangrove mati dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang paling efektif dan menguntungkan adalah dengan membuat tambak udang atau bandeng.
Teknologi UV ini adalah metode pengolahan air yang menggunakan sinar ultraviolet untuk mensterilkan air dari bakteri, virus, dan mikroorganisme berbahaya.
MGM Bosco Logistics meresmikan fasilitas cold storage guna memperkuat infrastruktur logistik dan memastikan kualitas produk perikanan.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menjalin kemitraan strategis dengan Pemerintah Provinsi Fujian, Tiongkok, guna memperkuat sektor kelautan, perikanan, dan mitigasi bencana kemaritima
DATA Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebutkan total luas terumbu karang di Indonesia mencapai 2,5 juta hektar. Namun, sekitar 70% atau 1,75 juta hektar dalam kondisi rusak
Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (Asprindo) menyatakan kesiapan untuk mengimplementasikan Global Quality and Standard Programme (GQSP) Indonesia Fase 2.
Untuk tahun ini, Dinas Perikanan Batam menargetkan ekspor ikan ke Singapura sebesar 5.500 ton dengan nilai mencapai Rp250 miliar.
Melalui perjanjian ini, diharapkan kondisi kerja awak kapal perikanan migran Indonesia di Taiwan dapat semakin membaik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved