Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
SNAPASK, sebuah mobile app yang memungkinkan siswa untuk mengajukan pertanyaan dengan snapshot dan kemudian mencocokkannya dengan tutor dalam hitungan detik untuk memiliki sesi pembelajaran one-on-one yang cepat.
Kini Snapask, sebuah startup yang berkembang pesat yang berfokus pada teknologi pendidikan, telah membuat terobosan besar di Asia termasuk Hong Kong, Taiwan, Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan sejak awal 2015.
Pada tahun 2020, Snapask berhasil mencatatkan rekor pendanaan yang mencapai hampir Rp711 miliar atau US$50 juta, termasuk dana segar sebesar Rp497 miliar (US$35 juta) yang dipimpin antara lain oleh Asia Partners dari Singapura dan Intervest dari Korea Selatan.
Timothy Yu, founder sekaligus CEO Snapask, mengatakan bahwa suntikan dana terbaru ini akan digunakan untuk mengukuhkan bisnis Snapask di Asia Tenggara, khususnya di Vietnam, yang kian menjadi pasar yang berpotensial untuk produknya, dan Singapura, yang rencananya akan digunakan sebagai kantor pusat regional di kawasan Asia Tenggara.
"Perusahaan juga akan fokus pada pengembangan produk analitik untuk mempromosikan teknologi pembelajaran mandiri dan berbasis konten video," kata Timothy Yu pada keterangan pers di Jakarta, Selasa (3/3).
Nick Nash, Co-Founder yang juga Managing Partner dari Asia Partners, menjelaskan,“Snapask merupakan manifestasi akan fokus Asia Partners dalam mengurangi kesenjangan pertumbuhan pendanaan modal untuk perusahaan teknologi di Asia Tenggara."
"Perusahaan telah menunjukkan kinerja yang kuat di pasar Hong Kong, Taiwan, dan Singapura dan berhasil melakukan ekspansi di pasar negara berkembang seperti Indonesia terus berfokus kepada pertumbuhan berkelanjutan dengan alur profitabilitas yang jelas,” paparnya.
Diposisikan sebagai merek teknologi pendidikan terkemuka di Asia yang mempromosikan pembelajaran mandiri, Snapask membuat dampak revolusioner pada sektor pendidikan dengan mengembangkan minat siswa untuk belajar secara swadaya melalui cara mengajukan pertanyaan yang bisa difasilitasi oleh bantuan tutor berkualitas, yang bisa terhubungkan secara instan dan personal melalui sistem Snapask.
Snapask, sebuah mobile app yang memungkinkan siswa untuk mengajukan pertanyaan dengan snapshot dan kemudian mencocokkannya dengan tutor dalam hitungan detik untuk memiliki sesi pembelajaran one-on-one yang cepat.
Didirikan pada 2015, Snapask telah melayani lebih dari 3 juta siswa dengan lebih dari 350,000 guru di 8 wilayah Asia - Hong Kong, Taiwan, Singapura, Malaysia, Indonesia, Thailand, Jepang, dan Korea Selatan. Terlepas dari aplikasi, Snapask juga mengembangkan solusi B2B dengan teknologi AI untuk menyediakan sumber belajar yang dipersonalisasi melalui big data analysis. (RO/OL-09)
HARI pertama di sekolah menengah bukan sekadar perpindahan ruang belajar, melainkan juga lompatan emosional bagi anak-anak yang baru meninggalkan masa kecil mereka di bangku sekolah dasar.
Hal itu merupakan upaya kolaborasi untuk mewujudkan sekolah unggul berbasis digital dan inklusif.
Pendidikan pada usia dini merupakan fase yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak di masa depan.
Lebih dari Sejuta Sarjana Menganggur, Ketua DPR Puan Maharani Sistem Pendidikan dan Industri Belum Terkoneksi
Anak adalah investasi emas yang kita harapkan dapat membawa negara Indonesia ke dalam era keemasan
DESA Panji Anom, Kabupaten Buleleng (Bali Utara), dan Desa Abiansemal, Kabupaten Badung (Bali Selatan) bersama SW Indonesia menjawab dua tantangan besar di masyarakat.
Dari 120 startup yang mendaftar dari 17 negara, AJARI sukses menonjolkan inovasinya dalam pemanfaatan AI untuk bidang pendidikan.
GRAB resmi meluncurkan program akselerator Grab Ventures Velocity (GVV) ke-8 yang didukung oleh Superbank dan Genesis Alternative Ventures.
Empat penggerak ekosistem startup terkemuka Asia Pasifik yakni, KUMPUL (Indonesia), TechShake (Filipina), Techsauce (Thailand), dan InnoLab Asia (Vietnam).
SETELAH membuka cloud region di Indonesia, Google Cloud mengklaim sejak lima tahun belakang telah memberikan kontribusi ekonomi senilai Rp900 triliun.
TiDB dikenal sebagai database SQL terdistribusi yang fleksibel dan open-source.
Penting adanya ruang bagi startup lokal untuk memperluas jejaring internasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved