Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
TAFSIR Al Mishbah kali ini masih membahas Surah As-Saffat. Kali ini ayat ke-132 fokus pada Nabi Luth AS. Ini lanjutan dari ayat-ayat lalu yang berbicara tentang nabi-nabi lainnya.
Pada ayat yang kita bahas ini dikatakan, sesungguhnya Luth AS itu salah satu dari rasul-rasul Allah SWT.
Rasul Allah SWT banyak. Tidak semua disebut dalam Alquran. Yang disebut dalam Alquran, nabi dan rasul hanya 25 orang. Namun, ada hadis menyatakan rasul itu ada 350 orang, nabi ada 124 ribu orang, bahkan mungkin lebih dari itu. Nabi bisa saja ada lebih dari satu dalam satu masa.
Jadi, yang disebut di sini pada umumnya nabi-nabi yang ada di sekitar Timur Tengah. Tidak disebut misalnya nabi yang ada di Indonesia. Boleh jadi ada, boleh jadi tidak dari sini. Buddha itu dianggap sebagian ulama ialah nabi. Jadi, banyak nabi.
Alquran menyatakan, tidak ada satu negeri pun kecuali kami pernah mengutus pemberi ingat pada mereka. Berarti di Indonesia juga pernah ada pemberi ingat. Apa statusnya sebagai rasul atau nabi? Yang pasti ada yang pernah hadir memberikan peringatan.
Seperti halnya nabi atau rasul lain yang datang sebagai pemberi peringatan, Luth AS juga hadir sebagai pengingat bagi kaum di desanya, Sodom, yang tengah tersesat. Mereka menyetujui dan melakukan hubungan sesama jenis yang bertentangan dengan Alquran.
Dikatakan dalam ayat ini, “Renungkanlah ketika kami menyelamatkan Luth AS bersama keluarga atau bersama pengikutnya, semuanya kami selamatkan, yang sejalan amalannya dengan Luth AS. Setelah kami selamatkan Luth AS, setelah ia meninggalkan kampungnya Sodom, kami hancurkan semuanya (karena menyetujui hubungan sesama jenis).”
Dikisahkan, tidak hanya Sodom yang tenggelam, tetapi juga masyarakat di tanah Arab dan seluruh wilayah sekitarnya. Masyarakat tanah Arab yang dalam perjalanan perdagangan melewati Sodom pada siang maupun malam. Mereka mengetahui dengan baik bahwa Sodom memiliki kebiasaan yang salah, berdosa, dan menuju kebinasaan. Namun, itu tidak menuntun mereka pada upaya saling mengingatkan.
Masyarakat ialah sebuah kelompok yang ada karena adanya kesepakatan akan suatu hal. Setuju atau diamnya suatu kaum atas sebuah kesalahan, artinya mereka terlibat meski tidak secara langsung melakukan.
Alquran menyatakan, hati-hatilah atas jatuhnya satu cobaan dari Allah SWT yang tidak hanya menimpa orang-orang berdosa, tetapi juga menimpa orang yang tidak berdosa. Boleh jadi, itu karena ia setuju atas perbuatan dosa itu. Boleh jadi, itu karena dia diam. Diam seperti setan yang membisu melihat sebuah dosa dilakukan. (Pro/H-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved