Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
PADA hari ke-8 puasa Ramadan ini, Tafsir Al-Mishbah membahas Surah Al-Ahzab ayat 9 sampai 27.
Yakni ayat yang menceritakan perang di Mekah dan Madinah, ketika Allah SWT menguji kesabaran orang mukmin.
Peristiwa yang dialami kaum muslimin tersebut terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW. Yakni perang Ahzab.
Menurut Quraish Shihab, di tahun kedua, kaum musyrik di Mekah sangat terpukul oleh kekalahan dan tewasnya sekian banyak tokoh mereka dalam perang Badar.
Mereka bertekad akan membalas dendam sehingga kemudian mereka menyusul ke Madinah untuk membunuh Nabi Muhammad.
Ketika itu, Nabi sebenarnya ingin menunggu mereka di kota dan tidak perlu keluar.
Namun, pemuda-pemuda ingin menyusul sehingga akhirnya 70 sahabat Nabi gugur.
Meski begitu, kaum musyrik tidak meraih kemenangan.
"Mereka kemudian menghimpun kekuatan dengan suku lain seperti Quraish dan Yahudi. Mereka sepakat menyerang Madinah dengan kekuatan 10 ribu orang," ujar Quraish.
Nabi Muhammad yang mengetahui rencana itu lalu bersama 3.000 pasukan membangun parit di wilayah utara.
Parit sepanjang 3 hingga 4 kilometer dengan lebar 4,5 meter dan dalam 5 meter tersebut dibangun dalam waktu 15 hari.
Karena itu, ketika musuh sampai, kuda-kuda mereka tidak bisa menyeberang.
Kedua pihak sama-sama bertahan selama tiga minggu hingga mengalami kelaparan.
Saat itulah Allah SWT mengirimkan angin dahsyat yang membuat pasukan musuh kocar-kacir.
Mereka kembali tanpa kemenangan.
"Itulah yang dikatakan di Surah Al-Ahzab ayat 9. Allah memberikan pertolongan pada kaum muslim. Dari sana dapat dilihat, pertolongan Allah SWT tidak mungkin datang sebelum Anda berusaha," ujar Quraish.
Artinya, seseorang yang enggan berusaha tidak mungkin mendapatkan pertolongan.
Seperti yang dikatakan Sayidina Ali bahwa Allah SWT baru akan membantu bila seseorang menunjukkan tekad kuat untuk melakukan sesuatu atau ikhtiar.
"Ujian itu pasti menimpa semua orang. Orang beriman juga diuji. Kehidupan dan kematian adalah ujian. Kehidupan diuji dengan harta, penyakit, kedudukan. Semakin tinggi kedudukan seseorang, semakin sulit ujiannya karena ujian disesuaikan dengan kemampuan setiap orang," ujarnya.
Potensi yang dimiliki, jika dimanfaatkan, dapat menanggulangi ujian.
Hanya manusia yang dapat memutuskan apakah akan menggunakan setiap potensi yang dimiliki pada dirinya untuk menghadapi ujian tersebut atau tidak.
Kematian juga merupakan ujian. Seseorang tidak bisa lari kematian.
Karena itu, betapapun panjangnya usia seseorang, sesungguhnya itu hanya sedikit.
Kematian sesungguhnya berjalan mendekat lebih cepat.
Quraish juga menjelaskan, dalam perang Ahzab, ada teladan dari Nabi yang sangat baik bagi manusia, antara lain kegigihannya bertahan dan keterlibatannya dalam suka duka bersama pasukan.
Allah menganugerahkan pada kaum muslimin kemenangan, tanpa ada peperangan. (Pro/H-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved