Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Mari Junjung Tinggi Kejujuran Akademik

Mukhammad Lutfi Mahasiswa Bahasa dan Sastra Arab UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
04/10/2017 12:43
Mari Junjung Tinggi Kejujuran Akademik
(ANTARA/HAFIDZ MUBARAK A)

KEJUJURAN menjadi salah satu tolok ukur dalam setiap aktivitas kehidupan, tidak terkecuali dalam lingkungan dunia pendidikan. Kejujuran menjadi salah satu indikator keberhasilan dalam proses kegiatan belajar-mengajar. Alih-alih ingin memperoleh hasil yang maksimal dan positif, tetapi jika dilakukan secara tidak jujur, implikasinya tetap saja tidak akan baik. Meski disebutkan bahwa lembaga pendidikan berhasil, sejatinya keberhasilan tersebut merupakan keberhasilan semu. Pasalnya, proses menuju keberhasilan tersebut dilakukan dengan cara-cara yang tidak jujur.

Kata ‘kejujuran’ ini mungkin terasa gampang untuk diucapkan, tetapi tidak segampang pula untuk diterapkan. Dalam lingkungan pendidikan khususnya pada tingkat perguruan tinggi ditemukan beberapa penyimpangan kejujuran akademik, seperti ketidakjujuran dalam ujian, pembuatan karya ilmiah, memberi dan menerima sogok antara mahasiswa dan dosen untuk mendapatkan nilai yang bagus, hingga memperoleh ijazah dan gelar secara instan, tanpa mengikuti proses perkuliahan.

Saya kira masalah kejujuran menjadi salah satu indikator keberhasilan dalam proses kegiatan belajar-meng­ajar yang dilakukan. Semisalnya, ambisi untuk ingin memperoleh hasil yang maksimal dalam kadar kuantitas, tetapi jika dilakukan secara tidak jujur, implikasinya tetap saja tidak akan baik.

Langkah yang harus diambil untuk mengatasi problem ini ialah perlunya sistem yang tegas dalam setiap perguruan tinggi (PT), lengkap dengan sanksi-sanksi bagi setiap pelanggaran ketidakjujuran akademik.

Lembaga PT harus konsekuen dengan aturan-aturan yang telah dibuat, sehingga ketika ada penyelewengan atas ketidakjujuran akademik, pihak PT harus ditindaki berdasarkan ketentuan yang berlaku.

Sanksi yang diberikan pada pihak-pihak tersebut diharapkan memberikan efek jera sekaligus menjadi bahan pertimbangan bagi orang lain agar tidak melakukan tindakan serupa. Sistem yang ketat ini tidak dimaksudkan untuk membatasi ruang gerak atau kreativitas masyarakat PT, tetapi untuk mengatur mekanisme pelaksanaan pendidikan agar berjalan dengan benar dan tindakan-tindakan penyimpangan atas kejujuran akademik dalam lingkungan PT dapat diminimalkan.

Semoga kaum intelektual dan akademisi di PT dan di luar PT mampu menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran akademik demi terciptanya dunia pendidikan yang maju tanpa harus melanggar etika dalam dunia akademik.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya