Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
PULUHAN akademisi dari berbagai kota di tanah air mendeklarasikan berdirinya Forum Akademisi Penggemar Sepak Bola Indonesia (FAPSI) di Jakarta, Sabtu (14/1).
Koordinator nasional FAPSI Amsori Bahruddin Syah mengatakan latar belakang didirikannya FAPSI berangkat dari kegelisahan para akademisi melihat kondisi sepak bola Indonesia yang sangat memprihatinkan.
Pasalnya, nilai Akademisi dari Universitas Nasional (UNAS) itu, desakan publik yang menginginkan perubahan besar dalam sepak bola Indonesia sangat banyak, tetapi tidak banyak memberikan dampak signifikan karena suara mereka tidak pernah didengar.
“Hadirnya FAPSI ini seperti arus besar yang akan membawa banyak aspirasi masyarakat pecinta sepak bola Indonesia. Jika selama ini aspirasi netizen atau suporter tidak didengarkan, mungkin melalui para akademisi yang ikut bersuara, akan didengarkan dan dijadikan pertimbangan kebijakan bagi stakeholder terkait dalam mewujudkannya,” kata Amsori dalam sambutannya, Sabtu (14/1).
Amsori mengatakan, para akademisi yang ada dalam FAPSI merupakan tokoh yang memiliki kapasitas, kepakaran, dan ahli di bidangnya dengan kualifikasi keilmuan yang mumpuni. Selain itu, mereka juga bagian dari masyarakat pecinta sepak bola Indonesia.
“Sehingga dalam membedah permasalahan soal sepak bola, hasil kajian dan analisanya memiliki pijakan keilmuan yang kuat,” ungkap Amsrori
“Para akademisi kita ada dari professor dan guru besar bidang keolahragaan, ahli teknik sipil, ahli ekonomi, ahli manajemen, ahli bidang SDM, ahli bidang politik, sosiologi, komunikasi dan lain-lain. Merka memiliki komitmen dengan keahliannya turut serta mengawal dan mendorong lahirnya revolusi sepak bola Indonesia,” imbuhnya
Sementara itu, dalam forum yang sama, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta Prof Ma’mun Murod mengapresiasi kehadiran FAPSI. Menurutnya, kehadiran para akademisi dalam komunitas FAPSI diharapkan dapat membantu meyampaikan kegelisahan dan aspirasi masyarakat Indonesia terkait perbaikan sepak bola nasional.
"Pembentukan forum akademisi ini sangat luar biasa. Saya kira kalau orang kampus yang bicara akan didengar dan dipertimbangkan cukup serius," kata Prof Ma'mun Murod, Sabtu (14/1).
Wacana revolusi sepak bola Indonesia, kata Prof Ma'mun Murod, sangat tepat dan keharusan di tengah kondisi sepak bola Indonesia yang minim prestasi. Selain itu, tragedi Kanjuruhan yang menelan korban 135 nyawa sampai saat ini belum ada yang mau bertanggung jawab.
"Ini kan luar biasa, menggambarkan sesungguhnya bagaimana kondisi pengelolaan sepak bola di Indonesia. Saya kira seruan dan tuntutan untuk melakukan revolusi sepak bola Indonesia sebuah keharusan yang mesti kita lakukan. Revolusi itu adalah ekstrem, perubahan yang fundamental dan berlangsung cepat. Kita tidak ada pilihan," ungkapnya.
Lanjut Prof Ma'mun Murod, di awal tragedi Kanjuruhan, ia sudah geram dengan tingkah federasi sepak bola Indonesia atau PSSI yang seolah tidak mau bertanggung jawab. Kegeraman itu ia tulis di Twitter dan berbagai kesempatan sebagai bentuk aspirasi dari kalangan akademisi.
"Baik di Twitter atau dimanapun saya sampaikan, ketua umum PSSI harus mundur. Tapi tidak ada reaksi apapun, untung ada KLB," terangnya.
"Saya teriak, ketua Arema itu harus mundur itu pun tidak ada respon apapun, padahal dunia kampus yang ngomong," tambahnya.
Prof Ma'mun berharap FAPSI bisa mewarnai wacana dan dinamika sepak bola Indonesia, terutama dalam memberikan masukan untuk perbaikan sepak bola ke depan. Sebab, pascatragedi Kanjuruhan banyak pihak mulai sadar dan menyuarakan pentingnya revolusi sepak bola Indonesia.
"Saya kira harapan (masyarakat) itu ada pada kelompok-kelompok kecil, di forum akademisi. Ini hal yang baru, bila perlu dibuat (koordinator wilayah) di seluruh Indonesia, akademisinya tampil dan saat ada momentum Kongres PSSI kita harus berteriak terkait pengembangan sepak bola Indonesia," ujarnya. (RO/OL-1)
KONGRES Biasa PSSI yang berlangsung di Jakarta pada Rabu (4/6) menghasilkan beberapa keputusan. Salah satunya perubahan Statuta PSSI yang akan memberikan peran besar kepada daerah.
PERSEBAYA Surabaya menggebrak di awal musim Liga 1 2024/2025 dengan duduk di puncak klasemen.
PERSIJA Jakarta pesta gol ke gawang Barito Putra dengan skor akhir 3-0 lewat hattrick dari Gustavo Almaida di Jakarta International Stadium (JIS), pada Sabtu (10/8).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan penghargaan istimewa kepada pelatih tim nasional Indonesia, Shin Tae-yong (STY), berupa golden visa.
PERTANDINGAN lanjutan Piala Presiden 2024 yang mempertemukan antara PSM Makassar melawan Borneo FC berakhir imbang 1-1 di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung pada Kamis (25/7).
Indra bersyukur pertandingan pertama bisa dilewati dengan baik dan seperti yang direncanakan.
Timnas U-23 Indonesia kembali memetik kemenangan di penyisihan Grup A Piala AFF U-23 2025. Indonesia vs Filipina U23 berakhir dengan skor 1-0.
Timnas Indonesia U-23 sukses mengamankan kemenangan kedua di penyisihan Grup A Piala AFF U-23 2025.
Meski harus mengakui keunggulan Indonesia, gelandang Timnas Filipina U-23, Javier Mariona, mengaku bangga dengan performa timnya. Indonesia vs Filipina berakhir dengan skor 1-0.
Laga Indonesia vs Filipina berakhir dengan skor 1-0. Hokky Caraka yakin Garuda Muda bisa melangkah ke semifinal, bahkan membidik gelar juara.
Pada laga kedua Grup A Kejuaraan ASEAN U-23 2025 yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Jumat (18/7), Indonesia vs Filipina berakhir dengan skor 1-0.
Timnas Indonesia resmi tergabung dalam Grup B bersama Arab Saudi dan Irak pada babak keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved