Keyakinan Besar masih di Bahu Ronaldo

DHIKA KUSUMA WINATA
18/11/2022 05:30
Keyakinan Besar masih di Bahu Ronaldo
(Timnas Portugal AFP)

PERSIAPAN timnas Portugal jelang perhelatan Piala Dunia di Qatar diwarnai kontroversi dari sang megabintang Cristiano Ronaldo yang menumpahkan kritik serta kekecewaan kepada klubnya, Manchester United. Pemain veteran berusia 37 tahun itu menjadi buah bibir jagat sepak bola hanya beberapa hari sebelum dimulainya latihan skuad Selecao.

Piala Dunia edisi kali ini bakal menjadi yang keempat sekaligus terakhir bagi peraih lima Ballon d’Or tersebut. Meski dirundung masalah di klub, Ronaldo bertekad bakal habis-habisan untuk ambisi mempersembahkan gelar juara dunia pertama bagi negaranya.

“Fokus total dan mutlak untuk pekerjaan tim nasional. Tim ini bersatu menuju satu tujuan, untuk memenuhi impian semua orang Portugal,” kata Ronaldo melalui unggahannya di media sosial seusai latihan perdana timnas Portugal. 

Ronaldo kali ini mulai dipertanyakan apakah masih bisa memainkan peran krusial bagi skuad Selecao seperti tahuntahun sebelumnya. Pasalnya, musim ini menjadi masa yang pelik lantaran di klub dia lebih sering menghiasi bangku cadangan. 

Produktivitasnya ikut menurun karena baru mencetak tiga gol untuk ‘Setan Merah’ sejauh ini. Jumlah itu jauh lebih sedikit ketimbang musim lalu saat ia menjadi top scorer di Old Trafford dengan 24 gol.

Meski begitu, di level timnas ia masih menjadi kapten sekaligus pencetak gol terbanyak sepanjang masa dengan 117 gol. Pelatih timnas Portugal Fernando Santos juga masih menaruh keyakinan besar terhadap Ronaldo. “Semua pemain yang saya panggil datang dengan rasa lapar untuk menang dan menjadikan Portugal juara dunia, termasuk Ronaldo,” kata Santos.

Sebanyak 26 nama sudah resmi diumumkan Santos. Kali ini, meski tetap memanggil beberapa nama veteran, dia melakukan penyegaran dengan memasukkan pemain-pemain potensial yang sedang naik daun. “Yang terbaik belum datang dan itu akan datang tahun ini,” kata Fernando Santos mengumbar optimisme Portugal bisa berjaya di Qatar.

Wajah-wajah baru

Pelatih berusia 67 tahun itu punya alasan kuat untuk optimistis. Dia masih bisa mengandalkan jasa Ronaldo sebagai pemain terhebat yang pernah dihasilkan Portugal. Di saat yang sama dia juga memiliki stok wajah-wajah baru yang terus bermunculan.

Setelah sukses membawa Portugal juara Piala Eropa 2016, Santos kini memboyong pemain muda seperti striker AC Milan Rafael Leao dan bek kiri Paris Saint-Germain Nuno Mendes. Dia juga membawa bek muda berusia 19 tahun yang bermain di Benfica, Antonio Silva. Di saat yang sama, bek veteran Pepe yang kini berusia 39 tahun
masih diboyong ke Qatar.

Pepe akan ditemani andalan Manchester City Ruben Dias yang digadang-gadang sebagai generasi penerus di sektor pertahanan Selecao. Di posisi bek kanan, pemain
Manchester United Diogo Dalot turut disertakan. Di lini tengah, Santos memercayakan orkestrasi serangan kepada duet Bruno Fernandes dan Bernardo Silva.

Ronaldo akan mendapat dukungan dari darah muda seperti Joao Felix dan Rafael Leao. Dengan usia yang tak lagi muda, Ronaldo bakal membutuhkan sokongan besar untuk menunjukkan kembali ketajaman.

“Realitasnya ketika Anda memiliki pemain seperti Cristiano, wajar jika terkadang Anda bermain untuknya karena dia bisa memenangi pertandingan di menit akhir,” kata Bernardo Silva. “Hal yang sama berlaku untuk negara lain. Wajar, misalnya, Prancis selalu kepada (Kylian) Mbappe karena dia bisa menentukan pertandingan kapan
saja. Brasil memiliki Neymar dan dengan Argentina adalah Lionel Messi,” imbuh pemain Manchester City itu.

Di Grup H, Portugal memulai laga pertama melawan Ghana pada 24 November, menghadapi Uruguay pada 28 November, dan bentrok dengan Korea Selatan pada 2 Desember. Kans Portugal untuk menjadi penantang gelar di Qatar akan sangat ditentukan dari seberapa baik mereka tampil di fase grup. Rival terberat ialah Uruguay yang menyingkirkan mereka di babak 16 besar edisi Rusia empat tahun lalu. Meski begitu, potensi kejutan dari Korea Selatan dan Ghana juga wajib diwaspadai.

Sejak 1966, Portugal baru bisa mencicipi kembali semifinal pada edisi Jerman 16 tahun lalu. Setelah itu, pada edisi Afrika Selatan mereka kandas di babak 16 besar, di edisi Brasil tak lolos dari fase grup, dan di Rusia kembali tersisih pada babak 16 besar. (AFP/FIFA/R-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya