Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Dominasi La Furia Roja Berakhir

Satria Sakti Utama
29/6/2016 06:15
Dominasi La Furia Roja Berakhir
(AP/MARTIN MEISSNER)

HAMPIR satu dekade terakhir tim nasional Spanyol seolah-olah tidak memiliki lawan sepadan. Mengandalkan taktik tiki-taka dengan dua gelandang Barcelona, Xavi Hernandez dan Andres Iniesta, sebagai tulang punggung permainan, La Furia Roja--julukan Spanyol--mengukuhkan diri sebagai raja ‘Benua Biru’ pada dua edisi Piala Eropa pada 2008 dan 2012 lalu.

Namun, tidak ada yang abadi. Meski digadang-gadang sebagai kandidat juara Piala Eropa 2016, Spanyol akhirnya tersingkir di babak 16 besar seusai ditekuk Italia 2-0 tanpa balas.

Kekalahan itu tidak hanya memupus harapan Spanyol untuk meraih treble gelar kejuaraan Eropa, bisa jadi itu merupakan awal keruntuhan dinasti emas La Furia Roja yang selama ini mendominasi dunia sepak bola.

“Tidak ada yang abadi. Kekalahan ini terasa wajar. Setelah 8 tahun, kami mendominasi, kini mungkin giliran tim negara lain,” ujar pelatih timnas Spanyol Vicente del Bosque, saat mengomentasi kekalahan timnya di laga yang digelar di Stadion Stade de France, kemarin.

Del Bosque mengakui kali ini Gli Azzurri--julukan timnas Italia--bermain lebih baik. Giorgio Chiellini dkk lebih efektif dalam memanfaatkan peluang dan kuat dalam bertahan.

Kekalahan itu menjadi yang pertama bagi timnas Spanyol saat bentrok dengan Italia sejak babak perempat final Piala Dunia 1994.
Meskipun begitu, Del Bosque menolak untuk mundur dari jabatan setelah kegegalannya kali ini. Ia mengaku akan membicarakan masa depannya terlebih dahulu dengan Presiden Federasi Sepak bola Spanyol (RFEF) Angel Maria Villar sebelum mengambil keputusan.


Faktor Conte

Pada laga yang digelar di Stadion Stade de France, kemarin. Gol kemenangan Italia disumbangkan Chiellini pada menit 33 dan dilengkapi Graziano Pelle pada menit akhir pertandingan.

Hasil itu sekaligus menuntaskan dendam Gianluigi Buffon dkk setelah menelan kekalahan memalukan 0-4 pada final Piala Eropa 2012 silam.
Kunci kesuksesan skuat Italia berada di tangan racikan sang arsitek, Antonio Conte. Gaya bermain cattenacio dengan mengandalkan skema 3-5-2 yang diterapkan Conte membuat Spanyol kehilangan akal untuk membongkar pertahanan Italia. Terlebih saat ini Spanyol hanya mengandalkan Iniesta sebagai pemasok tunggal bola-bola matang. Walhasil, kreativitas di lini tengah pun sangat terbatas. (AFP/Goal/R-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya