Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
TIDAK ada yang bisa menghentikan langkah Jerman untuk meraih gelar juara Euro 2016.
Begitulah kira-kira yang ingin disampaikan pelatih der Panzer Joachim Loew seusai kemenangan 3-0 atas Slovakia di Stadium Villeneuve-d'Ascq, Lille, kemarin.
Skor telak itu sekaligus menepis kritik yang belakangan menyebut Thomas Mueller dkk tidak mampu tampil garang.
Setelah imbang tanpa gol dengan Polandia di Grup C, mereka hanya menang 1-0 atas Irlandia Utara sebelum finis sebagai juara grup dengan nilai yang sama dengan runner-up, Polandia.
Di laga kemarin, kampiun Piala Dunia 2014 itu tampil solid di semua lini.
Karena mendominasi penguasaan bola, Jerman mempertahankan predikat sebagai satu-satunya tim yang belum kebobolan hingga laga keempat Euro 2016 ini setelah Manuel Neuer kembali mencetak clean sheet hingga peluit akhir.
Mereka pun telah menyelesaikan pekerjaan rumah di sektor penyerangan.
Terbukti, saat mereka menghadapi the Repre--julukan Slovakia--, masing-masing pos menyumbangkan gol bagi tim 'Panser'.
Bek Jerome Boateng yang baru saja diangkat sebagai kapten tim mencetak gol pertama saat laga baru berjalan 8 menit.
Lima menit kemudian, gelandang Mesut Oezil punya peluang menambah kedudukan melalui tendangan penalti, tapi gagal.
Penyerang Mario Gomez akhirnya menggandakan skor der Panzer pada menit ke-43.
Gol Julian Draxler di paruh kedua (63') pun menjadi penutup kemenangan tim pemegang tiga gelar Piala Eropa (1972, 1980, dan 1996) itu dan mengantarkan mereka ke perempat final.
"Saya merasa senang jika pertahanan kami selalu tampil baik, tapi kami juga akan mengeluarkan lebih banyak ancaman di lini serang," kata Loew.
Die Mannschaft akan berhadapan dengan salah satu dari dua tim elite, yakni Spanyol atau Italia, yang baru bertemu kemarin.
Loew mengaku sama sekali tidak takut dengan tim mana pun yang akan mereka hadapi.
"Tugas kami sekarang pasti akan lebih sulit dan kami tidak bisa membuka celah bagi lawan karena mereka akan menghukum kami," imbuhnya.
Cukup puas
Gugur di babak 16 besar memang menimbulkan kekecewaan yang besar bagi Slovakia.
Namun, di balik kekecewaan skuat asuhan Jan Kozak itu, tersimpan kepuasan tersendiri bagi tim yang berpisah dengan Republik Ceko pada 1993 tersebut.
Kozak mengungkapkan timnya merasa cukup puas dengan berhasil menembus 16 besar untuk pertama kalinya sebagai satu negara yang merdeka.
Ini merupakan debut Slovakia di Piala Eropa, meski sebagai timnas Cekoslovakia, mereka pernah menjadi juara pada 1976 silam.
"Sebenarnya, kekalahan melawan siapa pun pasti menyakitkan, tapi saya tetap bangga karena kami mencapai 16 besar dan bermain melawan juara dunia. Dalam waktu satu bulan, kami menghadapi mereka (Jerman) dua kali, dengan hasil 1 kali menang (3-1 di laga persahabatan) dan 1 kali kalah sehingga itu merupakan raihan yang cukup bagus," kata Kozak.
"Kekalahan ini memang menyakitkan, tapi kami berhadapan dengan lawan yang kuat. Kami mungkin menunjukkan permainan terbaik, tapi mereka lawan yang terlalu kuat untuk kami," tandasnya. (AFP/R-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved