Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
NILA setitik rusak susu sebelanga.
Mungkin peribahasa itu pas menggambarkan nasib Kroasia yang dipaksa terhenti di babak 16 besar Euro 2016 setelah ditekuk Portugal 0-1 di Stade Bollaert-Delelis, Lens, kemarin.
Bagi Portugal, kemenangan itu merupakan berkah setelah nyaris tak lolos ke babak gugur karena finis di urutan ketiga Grup F.
Di perempat final, Cristiano Ronaldo dkk bakal menghadapi Polandia.
Meski mendominasi laga dari menit pertama, skuat Vatreni--julukan Kroasia--harus menyerah akibat kesalahan yang berujung sangat fatal.
Kelalaian lini pertahanan dalam menghentikan serangan balik cepat Portugal menjadi buah manis bagi kesabaran Seleccao das Quinas.
Pemain pengganti Ricardo Quaresma menjadi sosok penting dalam laga itu.
Ia memanfaatkan bola muntah Ronaldo dan itu membuat raksasa asal Balkan tersebut dipaksa angkat koper lebih cepat hanya selang tiga hari setelah menekuk Spanyol 2-1.
"Kami tahu sejak awal akan kesulitan. Kami akan dibuat stres dan cemas mengenai pertandingan ini, tapi kami percaya sampai akhir dan itulah kunci keberhasilan hari ini," ucap Quaresma.
Klaim pemain 32 tahun itu memang cukup mendasar.
Ketatnya permainan kedua tim membuat bola hanya menghabiskan waktu di tengah lapangan.
Lini serang kedua tim pun tidak memiliki ruang untuk mengkreasikan peluang.
Bahkan, hingga menit ke-117, hanya satu tendangan ke gawang yang tercipta dan itu berujung gol milik Quaresma.
Pelatih Portugal, Fernando Santos, berkilah timnya memang tidak perlu bermain cantik hanya untuk menang.
Namun, Santos mengakui lebih suka menyaksikan timnya bermain lebih padu layaknya di laga terakhir Grup F kontra Hongaria yang berakhir 3-3.
"Ini merupakan pertandingan penuh taktik. Kami mencoba menguasai permainan, tapi mereka tidak membiarkannya, begitu juga kami. Namun, hari ini, kami beruntung," ujar Santos.
Selanjutnya, Portugal akan menghadapi Polandia di Marseille, Jumat (1/7).
Robert Lewandowski dkk melaju ke babak delapan besar setelah mengalahkan Swiss melalui adu penalti seusai bermain imbang 1-1 (5-4) di waktu normal.
Kecewa berat
Di laga lain, pelatih Irlandia Utara, Michael O'Neill, tidak dapat menutupi rasa kecewa setelah takluk dari Wales di babak 16 besar hanya karena gol bunuh diri.
Norn Iron--julukan Irlandia Utara--sejatinya bermain baik dan memaksa the Dragons tidak berkutik.
Namun, satu kesalahan antisipasi umpan silang Bale pada menit ke-75 oleh Gareth McAuley menjadi petaka karena berbuah gol bunuh diri.
"Ini menyakitkan. Sangat, sangat kejam untuk kalah dengan cara ini. Kami tidak pantas menerimanya," ujar O'Neill.
Bagi Wales, langkah ke perempat final merupakan kejutan besar karena status mereka sebagai tim debutan.
Skuat asuhan Chris Coleman itu akan berjumpa Belgia atau Hongaria di Lille, Sabtu, (2/7).
"Kami harus memberikan kredit khusus kepada Irlandia utara karena mereka banyak menyulitkan kami, tapi kami harus merencanakan untuk pertandingan selanjutnya, siapa pun lawannya," ujar Coleman. (AFP/AP/R-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved