Kampanye Liga Primer Inggris Boot Out Piracy Kenbali Digelar di Indonesia

Basuki Eka Purnama
07/10/2022 12:30
Kampanye Liga Primer Inggris Boot Out Piracy Kenbali Digelar di Indonesia
Bek Liverpool Trent Alexander-Arnold dalam kampanye boot out piracy(MI/HO)

PARA pemain Liga Primer Inggris dari berbagai klub, termasuk Liverpool dan Manchester City, bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran akan bahayanya streaming ilegal di Indonesia, sebagai bagian dari kampanye Boot Out Piracy, yang diluncurkan pada Senin (3/10).

Kampanye kembali untuk tahun ketiga di Indonesia dan musim ini menampilkan para bintang Liga Primer Inggris termasuk bek Liverpool Trent Alexander-Arnold, Ilkay Gundagon dari Manchester City, penyerang Leicester City Jamie Vardy, dan Jack Harrison dari Leeds United. 

Mereka muncul dalam seri video yang akan tampil pada berbagai media siaran dan digital untuk meningkatkan kesadaran akan risiko keamanan dalam menyaksikan sepak bola Liga Primer Inggris melalui situs dan perangkat ilegal, maupun gangguan menonton akibat streaming ilegal.

Baca juga: Guardiola Bantah Ada Klausul Real Madrid di Kontrak Haaland

Para penggemar yang menyaksikan melalui situs web atau perangkat ilegal, berpotensi mengalami risiko peretasan akun bank, pencurian identitas, atau terkena pemblokiran perangkat untuk dimintai tebusan. Kenikmatan menonton mereka juga akan terganggu oleh mutu video yang tidak optimal, delay atau jeda, dan berbagai iklan pop-up.

Riset yang dilakukan oleh para pakar di industri ini menunjukkan bahwa siapa pun yang melakukan streaming secara ilegal akan mempunyai risiko tinggi terkena bahaya malware atau ransomware serta meningkatkan peluang menjadi korban kejahatan dunia maya.

Profesor Paul Watters, konsultan keamanan dan periset siber, yang juga Asisten Profesor pada La Trobe University, Australia, mengatakan, "Pada studi terakhir saya di Asia, saya menemukan sejumlah contoh konsumen yang terdampak secara negatif oleh malware dan ransomware akibat mengunjungi berbagai situs pembajak. Ini dapat menyebabkan Anda kehilangan data, atau terpaksa membayar tebusan untuk memulihkan kembali data Anda."

"Rata-rata Anda memiliki 57% peluang untuk mengunduh aplikasi bajakan dengan malware bawaan. Studi saya juga menunjukkan bahwa umumnya waktu untuk mengusik suatu perangkat hanya 43 detik."

"Para operator situs bajakan hanya tertarik untuk menghasilkan uang ilegal – mereka menawarkan pembajakan sebagai umpan, dan ketika Anda memakan umpan itu, perangkat Anda dapat menjadi sumber infeksi bagi Anda, keluarga, atau tempat kerja Anda."

"Pencurian identitas adalah awal dari penipuan identitas. Begitu ada yang mencuri cukup banyak informasi tentang Anda, mereka bisa mendapatkan paspor, SIM, rekening bank, dan pinjaman yang semuanya digaet atas nama Anda. Perlu waktu bertahun-tahun untuk memulihkan identitas Anda, dan terkadang kerugiannya sangat signifikan," lanjutnya.

Liga Primer Inggris juga bekerja sama dengan pihak berwenang setempat untuk melawan tindakan kriminal terhadap operator situs web dan pemasok perangkat streaming terlarang di seluruh kawasan.

Selain itu, sejak pendirian kantornya di Asia-Pasifik tiga tahun lalu, Liga Primer Inggris telah memblokir ratusan situs ilegal di Singapura, Malaysia, Indonesia, Vietnam, dan Thailand. 

Penasihat Umum Premier League, Kevin Plumb mengatakan, "Kami tahu bagian kecil dari penggemar Premier League di Indonesia masih membiarkan diri mereka pada risiko invasi keamanan siber dan pencurian identitas dengan streaming pertandingan di situs web ilegal. Saran kami adalah, tidak ada gunanya mengambil risiko itu karena kami tahu situs-situs itu berisi konten berbahaya yang dapat membuat orang terpapar berbagai masalah. Jika Anda men-streaming konten bajakan, kemungkinan besar Anda akan mendapatkan malware di perangkat Anda."

"Sebagai bagian dari kampanye Boot Out Piracy kami di Indonesia dan negara Asia-Pasifik lainnya, kami bekerja sama dengan mitra kami dan otoritas setempat untuk melindungi penggemar dari ancaman yang sangat nyata itu. Kami mendorong mereka yang masih memilih untuk menonton sepak bola Premier League melalui streaming ilegal untuk justru menikmati pertandingan Premier League dengan cara terbaik dan paling aman melalui mitra siaran resmi kami."

"Mendidik penggemar sepak bola tentang bahaya menonton konten ilegal adalah bagian penting dari program anti-pembajakan kami. Bersamaan dengan itu, kami mengambil tindakan tegas dengan memblokir situs web, menuntut penjual perangkat streaming ilegal, dan meruwetkan streaming untuk mempersulit akses situs web berisiko tinggi ini," imbuhnya.

Sebagai bagian dari kampanye Boot Out Pembajakan musim lalu, Liga Primer Inggris menugaskan White Bullet Solutions melakukan penelitian, yang menunjukkan bahwa 41% situs bajakan paling populer di Indonesia karena menonton konten Liga Primer Inggris secara ilegal, memuat iklan, berisi penipuan, malware, konten dewasa, atau perjudian, yang menempatkan konsumen pada risiko nyata menjadi korban penipuan online, pencurian data, dan kecurangan. 

Di Indonesia, Liga Primer Inggris bekerja sama dengan mitra siaran lokal Emtek dalam mengampanyekan 'Boot Out Piracy'.

Penasihat Umum bidang Hukum, Risiko Bisnis, dan Anti-Pembajakan, Gina Golda Pangaila, berbicara atas nama Vidio, platform OTT yang dimiliki oleh perusahaan media multi platform, Emtek:

"Sebagai pemegang lisensi eksklusif hak cipta konten Premier League di Indonesia dan pemilik merek Vidio, Vidio sangat serius dan berkomitmen untuk melindungi hak eksklusifnya, dengan mengambil tindakan apa pun termasuk upaya hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Vidio tidak akan segan-segan untuk mengejar dan mengajukan tuntutan pidana terhadap segala macam pembajakan di berbagai platform, termasuk mereka yang melakukan streaming ulang di YouTube, Facebook, TikTok, Telegram, WhatsApp, dan platform streaming lainnya," tegasnya. (RO/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya