Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Tragedi Kanjuruhan, Bukti Minimnya Protap Sepak Bola Indonesia 

Mesakh Ananta Dachi
02/10/2022 09:08
Tragedi Kanjuruhan, Bukti Minimnya Protap Sepak Bola Indonesia 
Sejumlah penonton membawa rekannya yang pingsan(ANTARA FOTO/Ari Bowo S)

PERTANDINGAN sepak bola antara Arema FC dan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, pada Sabtu (1/10), berakhir ricuh. Kekalahan Arema dengan skor 2-3 membuat suporter yang kecewa memaksa masuk ke dalam stadion. Aksi ini dibalas dengan penertiban oleh pihak kepolisian dengan menggunakan gas air mata.

Menurut laporan Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta, tercatat hingga kini terdapat 127 korban tewas dalam peristiwa ini, 34 di antaranya meninggal di area stadion dan 180 orang lainnya dirawat di rumah sakit.

Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) Ignatius Indro mengatakan kejadian ini merupakan salah satu bukti minimnya prosedur tetap (protap) dari sepak bola.

“Pertama-tama kami Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) menyampaikan duka dan keprihatinan yang mendalam atas terjadinya kericuhan usai laga Arema vs Persebaya. Hal ini menggambarkan masih kurangnya kesiapan panitia penyelenggara mengantisipasi kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi pada laga panas seperti Arema vs Persebaya, ataupun laga-laga di Liga 1 lainnya,” kata Indro dalam pernyataan tertulisnya yang diterima Media Indonesia, Minggu (2/10).

Baca juga: Petugas Melontarkan Gas Air Mata Karena Massa Anarkis

Indro menerangkan kejadian ini harus diusut tuntas, termasuk para pihak yang bertanggung jawab dalam kasus kerusuhan sepak bola dengan korban terbesar kedua dalam sejarah.

“Siapa yang bersalah, apakah panitia penyelenggara sudah menjalankan SOP atau protap yang benar saat menghadapi suporter? Bagaimana juga peran fan base dalam mengingatkan massa di dalam maupun luar stadion untuk tidak bertindak anarkis? Bagaimana juga peran Federasi dalam mengantisipasi laga panas seperti ini?” tanya Indro.

Indro menyarankan Menpora harus segera melakukan reformasi undang-undang sepak bola.

PSSI dikabarkan telah menangguhkan Liga 1 hingga pekan depan, pun melarang stadion Kanjuruhan, Malang, digunakan sebagai kandang Arema selama sisa musim.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya