Headline
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.
ANGGAPAN bahwa tim nasional Wales sukses berkat kegemilangan Gareth Bale tak terbantahkan di Piala Eropa 2016 ini. Kemarin, pemain Real Madrid itu kembali menyumbang satu gol saat the Dragons--julukan Wales-- menekuk Rusia 3-0 sekaligus mengantar tim debutan Piala Eropa itu melenggang ke 16 besar sebagai juara Grup B.
Gol di menit ke-67 itu membuat Bale menjadi pemain teranyar yang mencetak gol di tiap laga fase grup. Namanya kini bersanding dengan Milan Baros (Republik Ceko) dan Ruud van Nistelrooy (Belanda) yang melakukan hal yang sama pada Piala Eropa 2004.
Kendati tampil maksimal di semua laga, Bale merasa penampilannya saat menghadapi Rusia ialah yang terbaik selama fase grup berlangsung. Ia pun menganggap lolos sebagai juara grup merupakan bonus bagi dirinya yang sebelumnya menargetkan hanya membawa Wales melewati babak grup.
"Lolos ke 16 besar adalah mimpi kami semua, finis di posisi teratas adalah bonus," kata mantan pemain Tottenham Hotspur itu.
Dua gol lain dibukukan Aaron Ramsey (11’) dan Neil Taylor (20’). Dengan tambahan 3 angka, pasukan Chris Coleman itu menempati urutan pertama dengan nilai 6, menggeser sang tetangga Inggris yang hanya mengoleksi lima angka setelah imbang 0-0 dengan Slovakia di waktu yang sama.
Hasil itu membuat Wales diuntungkan karena hanya akan melawan salah satu perwakilan posisi ketiga terbaik dari Grup A, C, atau D.
Sebaliknya bagi Rusia, kekalahan itu membuat mereka mengikuti jejak Rumania dan Ukraina angkat koper dari Prancis karena hanya mengisi pos paling buncit dengan 1 poin. Pencapaian itu pula yang akhirnya membuat pelatih Rusia Leonid Slutski langsung mengajukan pengunduran diri.
"Saya harus bertanggung jawab penuh. Saya memiliki waktu untuk mempersiapkan dan menemukan pemain. Jika kemudian kami tidak berhasil, sudah jelas itu merupakan kesalahan saya," ujar suksesor Fabio Capello tersebut.
Hodgson frustrasi
Pelatih timnas Inggris Roy Hodgson dibuat frustrasi saat menyaksikan skuatnya tak berdaya membongkar pertahanan berlapis Slovakia. Meski menguasai 65% bola dengan tujuh kali tendangan ke arah gawang, Wayne Rooney dkk tidak mampu menjebol gawang Matus Kozacik sehingga laga berakhir dengan skor 0-0.
"Cepat atau lambat, kami berhasil mengalahkan sebuah tim karena jika kita terus mendominasi dan menciptakan peluang seperti ini, kami akan mencetak banyak gol suatu hari," ujar Hodgson.
Di laga itu, juru taktik berusia 68 tahun tersebut merotasi lini depan dengan menurunkan Daniel Sturridge dan Jamie Vardy menggantikan Harry Kane dan Raheem Sterling. Sayang, komposisi yang membawa kemenangan atas Wales itu tidak berkutik di hadapan Slovakia.
Slovakia bermain realistis dalam laga itu dengan menumpuk pemain di lini tengah dan menyisakan satu penyerang. Dengan tambahan satu angka, skuat Jan Kozak yang mengoleksi nilai 4 dan agregat gol nol itu tetap berpeluang lolos sebagai salah satu peringkat tiga terbaik. (AFP/AP/Sat/R-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved