Headline

Ketegangan antara bupati dan rakyat jangan berlarut-larut.

Irlandia Utara Bermimpi Patahkan Tradisi Jerman

Ghani Nurcahyadi
21/6/2016 06:40
Irlandia Utara Bermimpi Patahkan Tradisi Jerman
(Grafis--MI)

TIDAK ada yang tidak mungkin dalam sepak bola.

Prinsip itu coba dipegang teguh oleh Irlandia Utara saat menantang juara dunia Jerman pada laga terakhir Grup D di Parc Des Princes, nanti malam.

Secara matematis, tentu saja peluang Irlandia Utara kecil. Jika dibandingkan dengan Jerman, mereka ibarat David yang menantang Goliath.

Namun, sepak bola bukanlah matematika.

Bermodal kemenangan 2-0 atas Ukraina di laga kedua, tim besutan Michael O'Neill yakin bisa menyulitkan 'tim Panser'.

The Green and White Army memang butuh tambahan poin untuk lolos ke 16 besar.

Saat ini mereka hanya berada di posisi ketiga dengan tiga poin, hasil dari satu kali kalah dan sekali menang.

Mereka terpaut satu poin dari Jerman dan Polandia yang berada di atas.

Kemenangan pun mutlak didapatkan Steven Davis dkk.

Berharap menjadi salah satu dari empat tim peringkat tiga terbaik merupakan pilihan yang riskan.

"Modal kami untuk menghadapi Jerman hanyalah kepercayaan diri. Kami sadar kami bukanlah tim yang selalu menggoreng bola, tapi kami bermain dengan efektif dan ketika kami bermain dengan kekuatan kami, tidak banyak tim yang bisa mengalahkan kami. Kami bersiap untuk memenangi laga itu," tegas striker Josh Magennis.

Berdasarkan statistik pertandingan di laga kompetitif (turnamen), Jerman memang jauh lebih superior dengan mengantongi lima kemenangan, sedangkan Irlandia Utara hanya dua kali menang dan dua imbang.

Secara total pertemuan keduanya yang terentang sejak Piala Dunia 1958, hasilnya berakhir dengan delapan kemenangan untuk Jerman dari 14 pertemuan.

Namun, Irlandia Utara punya memori indah dengan Jerman di Piala Eropa.

'Pasukan Hijau-Putih' dua kali mengalahkan Jerman pada Euro 1984 yang juga berlangsung di Prancis pada babak kualifikasi walaupun akhirnya mereka gagal lolos ke putaran final turnamen empat tahunan itu akibat perbedaan selisih gol dengan Jerman yang kala itu masih bernama Jerman Barat.

"Yang kami harus khawatirkan saat ini ialah mengendalikan diri kami sendiri," kata gelandang sayap Irlandia Utara Jamie Ward.


Kurang tajam

Di sisi lain, persiapan timnas Jerman justru diwarnai kritik mengenai barisan penyerang Die Mannschaft yang dinilai kurang tajam oleh media Jerman.

Kritik merujuk pada hasil imbang 0-0 dengan rival Polandia.

Di laga sebelumnya menghadapi Ukraina, Jerman juga sempat kesulitan menggandakan keunggulan sebelum Bastian Schweinsteiger menceploskan bola di menit akhir pertandingan.

"Beberapa waktu lalu saya ditanya soal pertahanan, kini berbalik soal ketajaman barisan serang. Saya tidak merasa punya masalah apa pun meski laga lawan Polandia harus berakhir imbang tanpa gol. Ini bukan soal strategi, melainkan soal bagaimana menciptakan banyak peluang. Saya akui tidak banyak peluang tercipta dalam laga itu," kata pelatih Jerman Joachim Loew.

Penyerang Die Mannschaft Thomas Mueller justru memberikan kritik balik bagi media yang menyerang Jerman.

Menurutnya, saat seorang striker tidak mampu mencetak gol, itu bukanlah karena performa sang striker sedang menurun. (UEFA/AFP/R-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zen
Berita Lainnya