Headline

Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.

Holigan Hantui Prancis

Satria Sakti Utama
11/6/2016 07:17
Holigan Hantui Prancis
(AFP/Leon Neal)

DI tengah kekhawatir-an serangan teror, pihak keamanan Prancis dihadapkan pada ancaman aksi para holigan dalam pergelaran Piala Eropa 2016 yang dimulai kemarin. Sekitar 70 ribu suporter Inggris telah berada di Marseille, tempat pertandingan perdana the Three Lions--julukan timnas Inggris--melawan Rusia pada hari ini.

Bukan holigan Inggris namanya jika tak membuat onar. Bentrokan pun terjadi di depan sebuah bar di sudut Kota Marseille pada Kamis (9/6). Warga sekitar dan suporter Inggris baku hantam dan saling lempar kursi dan meja bar. Kerusuhan itu bak deja vu mengingat peristiwa serupa pernah terjadi kala pergelaran Piala Dunia 1998 silam.

Pihak keamanan terpaksa mengeluarkan gas air mata untuk membubarkan bentrokan. Polisi juga memukuli suporter Inggris yang dianggap sebagai biang kerusuhan. Dalam kejadian itu setidaknya empat petugas keamanan mengalami luka ringan dan dua suporter Inggris ditahan.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Prancis Pierre Henry Brandet menyatakan, untuk menghindari hal serupa terjadi lagi, pemerintah akan menebalkan sistem keamanan sebelum puluhan ribu suporter Inggris dan Rusia menyemut untuk menyaksikan pertan-dingan secara langsung.

Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA) menyesalkan terjadinya bentrokan di Marseille. "UEFA menyesalkan bentrokan yang terjadi di Marseille, tapi kami yakin bahwa keselamatan perjalanan penggemar dijamin pemerintah," demikian rilis UEFA, kemarin.

Para pendukung timnas Inggris mengaku tidak bersalah dalam bentrokan tersebut. Si­mon, suporter Inggris asal Leeds, mengaku pihaknya menjadi korban serangan sekelompok warga sekitar.

"Tiba-tiba saja datang seke-lompok warga Prancis. Saya ki­ra mereka anggota geng, muncul dan menyerang kami. Akhirnya kami menyerang balik karena harus mempertahankan diri. Saat kami bertarung, polisi datang dan malah memukuli kami," paparnya.

Namun, tambah Simon, ba­rangkali ada beberapa di antara suporter Inggris mabuk sehingga tak sadar apa yang dilakukan. "Tidak ada satu pun suporter Inggris yang berbuat onar di sini," tukasnya.

Sejumlah saksi menyebut kericuhan terjadi setelah para fan Inggris berteriak provokatif, seperti "IS di mana kamu?" Sebelumnya, Prancis menja­di sasaran teror kelompok Islamic State (IS) pada November tahun lalu yang menelan 130 korban jiwa.

"Ribuan suporter Inggris datang hanya untuk menghancurkan semuanya. Lebih buruk lagi, polisi tidak tahu ha­rus berbuat apa karena jumlah suporter ini begitu banyak," ujar Nicolas, warga Marseille.

Federasi Sepak Bola Inggris (FA) mengutuk perilaku suporter mereka. FA mengimbau mereka untuk tidak berbuat rusuh selama di Prancis.

Janji Hollande
Presiden Prancis Francois Hollande berjanji akan menjamin keamanan dari awal hingga berakhirnya Piala Eropa 2016.

"Kami akan memberikan perhatian lebih dan jika kebijakan diperlukan dibuat, akan kami buat. Seluruh penjuru Eropa akan menyaksikannya," tukas Hollande.

Menteri Olahraga Prancis Thierry Braillard juga mengimbau pemilik kafe tidak meng-adakan acara nonton bersama secara terbuka. "Ini semua untuk memastikan keamanan," kata Braillard. "Kami tidak bisa menangani orang banyak yang tidak terorganisasi."

Seratus ribu aparat kepolisian, tentara, dan agen keamanan swasta dikerahkan guna mengamankan sekitar 2,5 juta penonton dalam 51 pertandingan serta di zona suporter untuk menonton lewat layar lebar. (AFP/telegraph/X-5)

[email protected]



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya