Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Setan Merah Membela Pogba

Despian Nurhidayat
21/8/2019 02:20
Setan Merah Membela Pogba
Paul Pogba(AFP)

PAUL POGBA menjadi pusat perhatian seusai laga Manchester United kontra Wolverhampton Wanderers yang berakhir 1-1 di Molineux Stadium, kemarin. Di media-media sosial, mantan pemain Juventus tersebut dihina dengan kata-kata kasar.

Bahkan, ada warganet yang menyamakan pemain Manchester United dengan binatang. Pogba juga mendapat ancaman melalui media sosial. Beberapa twit rasisme yang ditujukan kepada Pogba langsung dihapus tidak lama setelah menjadi perhatian publik.

Biang keladi perlakuan tidak pantas yang diterima Pogba ialah kegagalannya saat menjadi eksekutor penalti di menit ke-67. Bola tendangan peman berusia 26 tahun itu dengan mudah dimentahkan kiper Wolverhampton Rui Patricio.

Akibat kegagalan tersebut, 'Setan Merah' gagal meraih kemenangan keduanya musim ini. Itu menjadi kegagalan keempat Pogba saat menjadi eksekutor penalti sejak awal musim lalu.

"Manchester United tidak pernah menoleransi segala bentuk rasis dan diskriminasi serta mendukung penuh melawan tindakan itu. Kami akan melakukan investigasi apa yang dialami Pogba," jelas Manchester United.

Manchester United mengecam keras tindakan rasis yang diterima pemainnya tersebut. Dalam pernyataan resminya, Manchester United menyebut mereka yang melakukan itu tidak mewakili nilai-nilai yang diusung klub.

Dukungan terhadap Pogba dilontarkan rekan setimnya, Marcus Rashford. Menurutnya, menyerang Pogba sama saja menyerang seluruh tim Manchester United.

"Manchester United merupakan sebuah keluarga. Paul Pogba merupakan bagian besar dari keluarga itu. Jika Anda menyerangnya, Anda menyerang kami semua," tulis gelandang timnas Inggris tersebut di akun Twitter-nya.

Pogba menjadi pemain ketiga di Liga Primer musim ini yang jadi korban rasisme di media sosial akibat kegagalan saat menjadi eksekutor penalti. Sebelumnya, Tammy Abraham (Chelsea) dan Yakou Meite (Reading) juga mendapat perlakuan yang sama.

Abraham mendapat hinaan setelah eksekusinya dalam adu penalti di ajang UEFA Super Cup melawan Liverpool, gagal, sedangkan Meite jadi korban rasis akibat penaltinya gagal menembus gawang Cardiff dalam laga Liga Primer, awal pekan ini.

 

Jadi pembelajaran

Di sisi lain, gagal membawa pulang kemenangan dari kandang Wolverhampton memang pantas disesali 'Setan Merah'. Bermodal kemenangan telak 4-0 atas Chelsea di pekan pertama, Manchester United diyakini akan dengan mudah meraih kemenangan keduanya musim ini.

Namun, Wolverhampton menunjukkan bukan tim yang mudah dikalahkan walau kalah kualitas dari Manchester United. Tertinggal dulu melalui gol Anthony Martial (27'), Wolverhampton akhirnya mampu memaksa hasil imbang setelah Ruben Neves menjebol gawang Manchester United yang dijaga David De Gea di menit ke-55.

Pelatih Manchester United Solskjaer mengatakan kegagalan meraih kemenangan memang mengecewakan. "Kami pulang dengan rasa kecewa karena seharusnya bisa membawa tiga poin. Namun, ini bisa menjadi pembelajaran yang baik," ungkap Solskjaer. (AFP/R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya