Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
SETELAH menanti selama 29 tahun, Aljazair kembali menjadi yang terbaik di Afrika. Dalam final Piala Afrika 2019 dini hari kemarin, Si Hijau, julukan timnas Aljazair, menundukkan Senegal.
Dalam laga di Stadion Internasional Kairo, Mesir, Aljazair menang 1-0. Gol tunggal kemenangan tim besutan Djamel Belmadi itu dicetak Baghdad Bounedjah saat laga baru berlangsung dua menit.
Gelar Piala Afrika 2019 merupakan gelar kedua Aljazair di turnamebn sepak bola tertinggi Benua Hitam sepanjang sejarah. Gelar pertama diraih Aljazair saat menjadi tuan rumah di Piala Afrika 1990.
Seusai pertandingan, Belmadi mengungkapkan kegembiraan tim asuhannya mampu merebut trofi yang sudah lama dinantikan Aljazair. Terlebih ini menjadi gelar internasional pertama Aljazair yang diraih di negara lain.
“Rakyat Aljazair sudah menunggu trofi kedua ini untuk waktu yang lama. Ini pencapaian luar biasa, terutama ketika Anda melihat dari mana kami berasal,” jelas Belmadi.
Di sisi lain, penantian Senegal untuk merebut gelar perdana di Piala Afrika belum berakhir. Pencapaian terbaik Tim Singa Teranga, julukan timnas Senegal, ialah runner up pada 2019 dan 2002.
Itu juga menjadi kekalahan kedua Senegal dari Aljazair di Piala Afrika 2019. Di penyisihan Grup C, Sadio Mane dan kolega menyerah 0-1.
“Kami kebobolan pada waktu yang masih sangat awal. Secara keseluruhan saya pikir kami bisa menyamakan kedudukan, tetapi itu tidak terjadi,” ungkap pelatih Senegal, Aliou Cisse.
Walau demikian, Cisse mengaku bangga dengan apa yang telah diperlihatkan para pemainnya.
“Saya ingin memberi selamat kepada pemain. Kami telah bekerja sama sejak lama untuk kejuaraan ini dan ingin memenangkannya. Namun, malam ini, hal itu tidak berjalan sesuai keinginan kami,” tambahnya. (AFP/Des/R-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved