Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Pertarungan Mane-Mahrez

Cahya Mulyana
19/7/2019 04:30
Pertarungan Mane-Mahrez
“Kemenangan di penyisihan grup atas mereka menambah kepercayaan diri kami di laga final.” Riyad Mahrez(AFP/KHALED DESOUKI/JAVIER SORIANO)

AROMA persaingan Manchester City dan Liverpool dalam perebutan trofi Liga Primer akan mewarnai final Piala Afrika 2019 di Stadion Internasional Kairo, Mesir, antara Aljazair dan Senegal dini hari nanti. Manchester City akan diwakili striker Aljazair Riyad Mahrez, sedangkan nama besar Liverpool diusung bintang Senegal, Sadio Mane.

Di Liga Primer musim lalu, Mahrez memenangi persaingan dengan membawa Manchester City meraih trofi juara. Sementara itu, Mane harus puas berada di posisi kedua bersama 'si Merah'. Final Piala Afrika 2019 akan menjadi kesempatan Mane membalas 'sakit hati' terhadap Mahrez atas kegagalan di Liga Primer.

Selain itu, trofi Piala Afrika 2019 juga akan menjadi pelengkap sukses Mane tahun ini. Di level klub, Mane sukses mengantar Liverpool merebut juara Liga Champions musim lalu.

"Saya bahkan siap untuk menukar Liga Champions dengan trofi Piala Afrika. Kembali ke Dakar (ibu kota Senegal) dengan trofi juara akan luar biasa. Itu akan menjadi impian saya yang paling liar," kata Mane.

Kemenangan di final juga akan menjadi pembalasan 'Singa Teranga', julukan timnas Senegal, atas kekalahan 0-1 dari Aljazair di penyisihan Grup C. "Kami salah langkah saat itu. Aljazair tim besar dan kami menghormati mereka. Kini kami harus kembali menghadapi mereka di final dan bertekad meraih kemenangan," tegas pelatih Senegal, Aliou Cisse.

Di sisi lain, Mahrez menyebut lolos ke final menjadi sesuatu yang istimewa. Kapten Aljazair tersebut menegaskan akan menuntaskan misi dengan kembali meraih kemenangan atas Senegal.

"Kami harus kembali menghadapi Senegal. Kemenangan di penyisihan grup atas mereka menambah kepercayaan diri kami di laga final. Kami memiliki kemampuan untuk itu," tegasnya.

Pelatih Aljazair, Djamel Belmadi, menilai Senegal tetap menjadi favorit. "Cisse merupakan sosok yang sangat disiplin. Meski pengalamannya kurang sebagai pelatih, ia dengan cepat meraih hasil bagus dan bekerja secara konsisten," ungkap Belmadi.

Raih perunggu
Di sisi lain, Nigeria mengakhiri Piala Afrika 2019 dengan sedikit kebanggaan. Tim berjuluk 'Elang Super' tersebut meraih kemenangan 1-0 atas Tunisia dalam perebutan tempat ketiga. Gol tunggal Nigeria dalam laga di Al Salam Stadium kemarin dini hari dicetak Odion Ighalo saat laga baru berlangsung 3 menit.

Kemenangan atas Tunisia membuat Nigeria menjadi negara yang paling sering menduduki peringkat ketiga Piala Afrika. Sepanjang sejarah, Nigeria telah delapan kali meraih perunggu kejuaraan tertinggi sepak bola di Benua Hitam tersebut.

Pelatih Nigeria, Gernot Rohr, mengaku cukup puas dengan raihan tim besutannya di Piala Afrika tahun ini. Menurutnya, hasil di Piala Afrika menjadi modal besar Nigeria yang saat ini diperkuat banyak pemain-pemain muda.

"Kami puas finis di tempat ketiga. Kami berhasil mengalahkan tim terbaik kedua di Afrika. Itu merupakan hal yang sulit, tetapi kami berhasil. Jadi, kami puas dengan hasil ini," ungkap Rohr. (AFP/R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik