Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
MENGHADAPI Venezuela di perempat final Copa America 2019 dini hari nanti menjadi kesempatan Argentina untuk membuktikan kekuatan. Setelah terseok di penyisihan Grup B, laga di Stadion Maracana, Rio de Janeiro nanti akan menjadi momentum bagi tim ‘Tango’ untuk bangkit.
Dengan menjadi salah satu favorit juara di samping tuan rumah Brasil, Argentina memang belum menunjukkan penampilan menjanjikan. Dari tiga laga di penyisih-an grup, tim ‘Tango’ hanya mampu meraih 4 poin.
Racikan pelatih Lionel Scaloni yang meramu pemain senior seperti Lionel Messi, Sergio Aguero, serta Angel Di Maria dengan pemain muda semisal Giovani Lo Celso dan Lautaro Martinez belum membuahkan hasil seperti yang diharapkan.
Penampilan buruk Messi dan kolega tak urung mengundang kritik pendukung timnas Argentina terhadap Scaloni. Namun, pelatih berusia 41 tahun itu tidak mau ambil pusing. “Saya tidak pernah memikirkan diri saya sendiri. Yang saya pikirkan hanyalah tim nasional Argentina,” tegasnya.
Di atas kertas, Argentina tidak akan menemui kesulitan mengatasi Venezuela. Dalam 25 laga melawan Venezuela, Argentina meraih 21 kemenangan dan hanya 2 kali kalah. Dua laga lainnya berakhir imbang.
Namun, kali ini Venezuela yang dibesut Rafael Dudamel tidak bisa dipandang sebelah mata. Di penyi-sihan Grup A, Venezuela secara mengejutkan mampu menahan Brasil imbang tanpa gol.
“Venezuela memiliki serangan balik yang cepat dan memanfaatkan lebar lapangan. Kami harus bisa mencetak banyak gol, tapi harus mewaspadai mereka,” jelas kiper Argentina Franco Armani.
Kapten timnas Venezuela Tomas Rincon menyebut Argentina kini bukan lagi tim yang menakutan seperti yang pernah dimiliki di masa lalu. Walau demikian, ia menyebut Vanezuela tidak boleh terlalu percaya diri dengan kemampuan diri sendiri. “Kami harus bermain sebagai tim. Kami menghormati setiap lawan, tapi kami tidak takut kepada siapa pun,” tegasnya.
Keyakinan Kolombia
Di laga perempat final lainnya, Kolombia akan menghadapi Cile di Arena Corinthians. Meski harus menghadapi juara Copa America 2015 dan 2016, Kolombia berada dalam kepercayaan diri tinggi untuk meraih hasil terbaik.
Lolos sebagai juara Grup B dengan poin sempura 9 dari tiga laga menjadi dasar keyakinan James Rodriguez dan kolega. Adapun Cile melangkah ke perempat final dengan menduduki peringkat dua Grup C di bawah Uruguay.
“Saya lebih senang kami harus menghadapi Cile ketimbang Uruguay. Gaya permainan Cile lebih cocok bagi kami,” ujar gelandang Kolombia Mateus Uribe.
Keyakinan serupa juga diungkapkan Davinson Sanchez. Walau Cile merupakan juara di dua edisi terakhir Copa America, pemain Tottenham Hotspur tersebut menegaskan Kolombia bukan tim inferior saat harus menghadapi Cile.
“Semua tahu kualitas pemain depan yang kami miliki. Di setiap kesempatan kami bisa melukai mereka,” tegas Sanchez yang akan berduet dengan Yerry Mini di lini tengah Kolombia.
Di sisi lain, Meski penampilan di Copa America 2019 tak terlalu menyakinkan, Cile tetap optimistis mempertahankan trofi juara. Dari 38 pertemuan dengan Kolombia, tim besutan Reinaldo Rueda unggul dengan 15 kemenangan, 10 kalah, dan 13 kali imbang. Terlebih dalam empat pertemuan terakhir dengan Kolombia, Cile belum terkalahkan dengan raihan sekali menang dan tiga kali imbang. (AFP/R-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved