Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Demonstrasi Mental Juara Uruguay

Cahya Mulyana
26/6/2019 02:00
Demonstrasi Mental Juara Uruguay
Pemain Uruguay Edinson Cavani (tengah) dan pemain Chile Charles Aranguiz (kiri) dan Paulo Diaz pada pertandingan Copa America(Mauro PIMENTEL / AFP)

URUGUAY menutup penampilan di penyisihan Grup C Copa America 2019 dengan kemenangan. Menghadapi juara bertahan Cile di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, kemarin, Uruguay meraih kemenangan tipis 1-0 melalui sundulan Edinson Cavani 8 menit jelang bubaran.

Tiga poin dari Cile membuat Uruguay lolos ke perempat final sebagai juara grup dengan tujuh poin dan akan menghadapi peringkat ketiga Grup A, Peru, sedangkan Cile menjadi runner-up dengan poin enam dan akan menghadapi juara Grup B, Kolombia, di semifinal.

Menurut Cavani, hal terpenting yang diperlihatkan Uruguay saat menghadapi Cile ialah sikap dan kekuatan mental yang diperlihatkan para pemain di lapangan hijau. “Kadang kami bermain sangat baik dan di saat lainnya bermain kurang baik. Namun, dengan sikap dan mental yang benar, kami bisa mendominasi pertandingan,” ungkap Cavani.

Striker Paris Saint-Germain yang telah mencetak 48 gol bagi Uruguay  itu menambahkan tekad menjadi juara grup bukan disebabkan keinginan mendapat lawan mudah di perempat final. “Kami ingin menjadi juara grup tanpa pernah memikirkan akan mendapat lawan mudah di babak selanjutnya. Kami ingin menunjukkan siapa kami dan melanjutkan hal itu di babak selanjutnya,” tegas Cavani.

Kapten Uruguay, Diego Godin, menambahkan kemenangan atas Cile bukan hanya berarti Uruguay lolos sebagai juara grup. Menurutnya, kemenangan atas juara Copa America 2015 dan 2016 itu sangat penting setelah Uruguay ditahan Jepang 2-2 di laga pertama.

“Kemenangan atas Cile sangat penting untuk kepercayaan diri kami. Kemenangan itu untuk mengembalikan keyakinan setelah ditahan Jepang,” jelasnya.

Menjadi juara Grup C juga disyukuri pelatih Uruguay Oscar Taba­rez. Dengan menjadi juara grup, Luis Suarez dan kolega memiliki tambahan istirahat satu hari sebelum tampil di perempat final.

Bagi Cile, kegagalan menjuarai Grup C memang mendatangkan kerugian. Pasalnya, jika dibandingkan dengan Peru, Kolombia di Sao Paolo memiliki kekuatan lebih bagus.

Tidak hanya itu, pelatih Cile Rei­naldo Rueda menyebut kekalahan dari Uruguay merupakan pukulan terhadap mental pemain.

Rueda menyebut pertarungan melawan Uruguay berjalan ketat. Menurutnya, Uruguay memiliki kualitas bagus terutama dalam bola-bola atas. “Itu ialah pertandingan yang sangat ketat. Kami tahu tentang kualitas lawan kami, dengan sistem yang terdefinisi dengan baik. Mereka unggul dalam bola-bola atas,” tegasnya.

Tersingkir
Di laga lain Grup C, Jepang hanya mampu mendulang satu poin saat menghadapi Ekuador di Estadio Mineirao. Unggul lebih dulu melalui gol Shoya Nakajima (15’), Jepang harus puas dengan hasil 1-1 setelah Ekuador menyamakan skor melalui gol Angel Mena (53’).

Hasil itu membuat Jepang dan Ekuador tersingkir. Jepang meng­akhiri penampilan di Copa America 2019 di posisi ketiga Grup C dengan dua poin, sedangkan Ekuador berada di posisi juru kunci dengan poin satu.

“Pemain muda Jepang perlu belajar sebanyak mungkin. Sayang kami tidak lolos ke babak selanjutnya,” jelas pelatih Jepang Hajime Moriyasu.

Walau demikian, Moriyasu menyebut hasil yang didapat Jepang yang banyak diperkuat pemain U-23 tetap membanggakan. “Ini merupakan modal besar Jepang menghadapi Olimpiade 2020 mendatang,” tegasnya. (AFP/R-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya