Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
DUEL panas dipastikan bakal terjadi di Stadion Maracana, Rio de Janeiro, Brasil, saat juara bertahan Cile menghadapi juara 15 kali Uruguay pada laga terakhir mereka di babak penyisihan Grup C Copa America 2019, Selasa (25/6) pagi WIB.
Pasalnya, laga nanti bukan sekadar menjadi penentu juara grup, melainkan juga karena rivalitas kedua tim di kompetisi antarnegara tertua di dunia tersebut. Apalagi ini kali keempat mereka berjumpa di kompetisi antarnegara di Benua Amerika Selatan itu.
Para penggemar sepak bola tentu masih ingat dengan insiden bentrokan mereka pada 2015 silam. Uruguay, yang saat itu menjadi juara bertahan, dipaksa bermain dengan sembilan orang saat menghadapi tuan rumah Cile di Santiago setelah dua pemain mereka, Edinson Cavani dan Jorge Fucile, diganjar kartu merah.
Dalam laga yang berkesudahan untuk kemenangan Cile 1-0 itu, pengusiran Cavani ialah yang paling kontroversial karena ia menerima kartu kuning kedua hanya karena mengibaskan tangan ke wajah bek Cile, Gonzalo Jara.
Padahal ia hanya bereaksi setelah Jara mendorongnya, sedangkan pemain Cile itu tidak dihukum. Situasi itulah yang memantik kemarahan para pemain dan ofisial Uruguay.
“Kami tahu Cile memiliki rencana permainan yang baik. Kami sudah mengetahui itu untuk waktu yang lama. Mereka dipoles dengan baik. Kami tahu saingan seperti apa Cile,” cetus Cavani di Rio.
Uruguay sendiri membutuhkan kemenangan jika ingin menjadi juara Grup C. Pasalnya, saat ini mereka tertinggal dua angka dari Cile yang berada di puncak klasemen sementara grup.
Sebaliknya, Cile juga diprediksi tidak akan mengendurkan permainan. Arsitek Cile, Reinaldo Rueda, amat mungkin akan tetap menurunkan skuat terbaik.
Dia sadar betul, La Celeste bukan lawan yang mudah. Dari head-to-head kedua tim, Uruguay tercatat 18 kali menang dan hanya tujuh kali kalah.
“Saya pikir ini bukan soal posisi karena siapa pun lawan yang kami akan hadapi tetap berat. Ini hanya soal prinsip bahwa kita ingin menang. Setelah pertandingan, baru kami mempelajari lawan selanjutnya,” kata Cavani lagi.
Sayangnya, dalam laga nanti kedua tim kehilangan beberapa pemain inti. Uruguay tidak bisa diperkuat bek Diego Laxalt dan gelandang Matias Vecino akibat cedera. Sebaliknya, Cile mungkin kehilangan Alexis Sanchez dan Arturo Vidal.
“Motivasi dia (Sanchez) untuk main tetap tinggi. Namun, kami harus melihat situasinya,” cetus arsitek Cile, Reinaldo Rueda.
Sementara itu, laga sengit juga bakal tersaji saat Jepang menghadapi Ekuador. Jepang pasti akan berusaha menyibak peluang maju ke perempat final dengan status sebagai tim peringkat ketiga terbaik. Sebaliknya Ekuador tidak mau menjadi pecundang.
Sedikit kaget
Pada bagian lain, arsitek Brasil Adenor Leonardo Bacchi atau biasa dipanggil Tite memuji efektivitas timnya ketika menekuk Peru 5-0 pada laga ketiga Grup A di Arena Corinthians, Sao Paulo, Brasil, kemarin. Berkat kemenangan itu Brasil melenggang ke perempat final dan berhak menyandang status juara grup.
“Kami kreatif, tepat, dan efektif. Itu adalah salah satu pertandingan terbaik,” kata Tite .
Sebelumnya Brasil diejek penggemar mereka sendiri dalam dua pertandingan pembuka, yakni saat melumat Bolivia 3-0 dan diimbangi Venezuela 0-0. (AFP/BBC/R-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved