Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
AWAL buruk didapat Lionel Messi dan Argentina di Copa America 2019. Saat menghadapi Kolombia dalam laga perdana penyisihan Grup B di Arena Fonte Nova, Salvador, Brasil, kemarin, tim ‘Tango’ harus menelan kekalahan.
Gol Roger Martinez (71’) dan Duvan Zapata (84’) membuat Argentina harus menelan kekalahan 0-2. Hasil itu membuat peluang Argentina ke perempat final terancam. Untuk lolos, Messi dan kolega harus meraih kemenangan di dua laga sisa melawan Paraguay dan Qatar.
Bagi La Pulga, julukan Messi, kekalahan dari Kolombia mengancam ambisinya untuk bisa mempersembahkan gelar perdana bagi Argentina di le-vel senior. Hingga kini, pemain berusia 31 tahun tersebut baru bisa mempersembahkan gelar di level junior saat membawa Argentina menjadi juara Piala Dunia U-20 2015 dan juara di Olimpiade 2008.
“Kami harus mengakhiri laga dengan perasaan pahit. Di babak kedua, kami memiliki banyak peluang mencetak gol,” ungkap Messi.
Walaupun demikian, Messi menyebut peluang untuk lolos tetap ada. Argentina, jelas pemain Barcelona itu, kini harus fokus meraih kemenangan atas Paraguay di laga kedua.
“Kami tidak ingin mengawali langkah dengan cara seperti ini. Namun, kami harus menegakkan kepala dan terus melangkah. Kini kami harus memikirkan laga melawan Paraguay,” tegasnya.
Di kubu Kolombia, kemenangan atas Argentina disambut dengan sukacita. Pasalnya, itu menjadi kemenangan pertama Kolombia atas Argentina di Copa America dalam 20 tahun terakhir.
“Kolombia memiliki pemain-pemain terbaik di lapangan. Kami tampil dengan bagus. Pemain dengan kualitas seperti James (Rodriguez) dan (Radamel) Falcao sangat membantu permainan secara tim,” ungkap pelatih Kolombia, Carlos Queiroz.
Namun, James Rodriguez menyebut kemenangan atas Argentina barulah awal dari perjuangan yang harus dilakoni Kolombia.
“Kami masih jauh dari apa yang kami inginkan di ajang ini,” tegas gelandang Bayern Muenchen tersebut.
Siap buat kejutan
Setelah Messi gagal menunjukkan sinarnya di laga perdana, perhatian publik kini mengarah ke Takefusa Kubo. Pemain berjuluk ‘Messi dari Jepang’ berusia 18 tahun itu akan menjadi andalan tim ‘Samurai Biru’ saat menghadapi Cile di laga perdana penyi-sihan Grup C, hari ini.
“Saya tidak ingin dibandingkan dengan Messi. Namun, suatu saat nanti saya berharap bisa tampil seperti Messi,” ung-kap Kubo yang akan menjadi andalan lini tengah Jepang.
Di Copa America 2019, Jepang memang tidak mematok target. Namun, Kubo menegaskan Jepang akan tampil tanpa rasa takut menghadapi tim-tim kuat Amerika Latin.
“Tim seperti Brasil tentu akan serius tentang kemenangan, dan kami memiliki hasrat yang sama saat tampil di lapangan,” tegas Kubo, yang musim depan akan bermain untuk Castilla, tim Real Madrid B.
Di Copa America 2019, Jepang yang merupakan tim undangan mengandalkan pemain muda. Pelatih timnas Jepang Hajime Moriyasu memilih membawa para pemain muda yang akan disiapkan tampil di Olimpiade 2020 Tokyo.
“Kami sedang mencari pemain generasi baru. Ajang ini merupakan kesempatan bagus bagi pemain-pemain muda untuk mendapatkan pengalaman berharga,” ungkap Hajime Moriyasu. (AFP/R-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved