Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Kesedihan Ronaldo di Kota Turin

Widhoroso
17/4/2019 22:30
  Kesedihan Ronaldo di Kota Turin
Cristiano Ronaldo(Filippo MONTEFORTE / AFP)

AWAN hitam menggantung di atas Juventus Stadium, kemarin dini hari. Digadang-gadang bakal ­olos ke semifinal, langkah ‘si Nyonya Tua’ justru terhenti di perempat final Liga Champions 2018/2019.

Menghadapi Ajax ­Amsterdam di leg kedua, Juventus menyerah 1-2 di depan publik sendiri. Kekalahan itu membuat Cristiano Ronaldo dan kolega tersingkir dengan agregat 2-3 setelah di kandang Ajax hanya bermain 1-1.
Disingkirkan Ajax membuat Juventus harus kembali menunda impian merebut trofi Liga Champions untuk yang pertama kali dalam 23 tahun terakhir. Investasi 100 juta euro dengan mendatangkan Ronaldo dari Real Madrid belum cukup bagi ‘si Nyonya Tua’ untuk kembali merajai kompetisi antarklub Eropa.

‘Kiamat! Bahkan investasi besar dengan mendatangkan Ronaldo tidak cukup untuk memenangi gelar yang dicari Juventus sejak 1996’, tulis harian olahraga Corriere Dello Sport.

Kegagalan di perempat final kali ini merupakan yang kedua bagi Juventus secara beruntun. Musim lalu, Juventus disingkirkan Real Madrid yang kala itu masih diperkuat Ronaldo.

Menghadapi Ajax yang diperkuat banyak pemain muda, asa Juventus sempat membubung setelah bola tandukan ­Ronaldo menyambut sepak pojok ­merobek gawang Ajax yang dikawal Andre Onana menit ke-28.

Namun, kegembiraan para pendukung hanya terjadi sesaat. Hanya berselang 6 menit, Donny van de Beek yang lolos dari jebakan offside mampu memperdaya kiper Wojciech Szczesny dan mengubah skor menjadi 1-1.

Di babak kedua, serangan Juventus untuk kembali unggul selalu terbentur kukuhnya pertahanan Ajax. Di menit ke-66, malapetaka menghampiri Juventus saat bola tandukan pemain belakang Ajax, Matthijs de Ligt, membuat gawang Juventus kembali bergetar. Skor 2-1 bertahan hingga laga usai.

“Sepak bola bukan matematika. Ronaldo telah memberikan banyak hal musim ini. Kami mendatangkannya untuk memperbesar peluang menjadi juara Liga Champions. Namun, di sepak bola, 1 tambah 1 tidak selalu menjadi 2,” ujar pelatih Juventus Massimiliano Allegri.   

Optimisme tinggi
Di sisi lain, kesuksesan melangkah ke semifinal Liga Champions musim ini menjadi yang pertama bagi Ajax sejak 1997. Saat itu, Ajax yang ditangani Louis van Gaal dan diperkuat Frank de Boer justru disingkirkan Juventus dengan agregat 6-2.

Ajax memang pantas memenangi laga. Dengan diperkuat banyak pemain muda, Frankie de Jong dan kolega mampu memperlihatkan permainan taktis untuk meredam Juventus.    

“Anda bisa lihat, seperti Real Madrid, Juventus juga sedikit takut menghadapi kami. Sangat sulit menghadapi gaya permainan kami karena kami memiliki banyak pemain berbakat,” jelas pelatih Ajax Erik ten Hag.

Keberhasilan melewati hadangan tim-tim besar membuat kepercayaan diri pemain Ajax meninggi. Di semifinal, Ajax akan menghadapi pemenang laga perempat final antara Tottenham Hotspur dan Manchester City. Leg kedua laga dua tim asal Inggris itu berlangsung dini hari tadi.   

“Kami memiliki banyak potensi dalam tim ini. Kami merupakan tim dengan pemain-pemain muda, dan Anda lihat permainan kami terus berkembang di setiap laga,” ungkap De Light. (AFP/R-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik