Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
KEPUTUSAN Edy Rahmayadi yang menyatakan mundur dari jabatan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada Kongres Tahunan PSSI yang digelar di Bali, Minggu (20/1), merupakan hal mengejutkan. Namun, mundurnya Edy dinilai tidak lantas membuat berbagai masalah yang membelit PSSI akan segera terselesaikan.
Presiden Persijap Jepara, Esti Puji Lestari, yang ikut hadir dalam kongres berpendapat lengsernya Edy Rahmayadi tidak otomatis menyelesaikan masalah PSSI yang sudah berlarut-larut.
"Jadi, mestinya yang mundur semua pengurus PSSI," ujarnya sambil menambahkan pascamundurnya Edy kondisi PSSI tak akan banyak berubah bila orang-orang lama tetap bercokol.
Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono Driyono, kemudian didaulat Edy menggantikan kedudukannya. Kuat dugaan, mundurnya Edi karena adanya ancaman mosi tidak percaya kepada dirinya.
Baca juga: Kelompok Suporter Desak Orang-Orang Lama di PSSI Diganti
Dalam mosi tidak percaya yang drafnya sempat beredar ke media, para pemilik hak suara (voter) meminta Edy Rahmayadi mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum PSSI. Para voter kemudian meminta Komite Eksekutif PSSI untuk mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu sesuai amanat Statuta PSSI.
"Mengamanatkan kepada Komite Eksekutif PSSI yang mempunyai kewenangan berdasarkan Pasal 36 juncto Pasal 38 untuk memberhentikan Edy Rahmayadi dalam jabatannya sebagai Ketua Umum PSSI," demikian salah satu kalimat dalam mosi tidak percaya itu.
Namun, saat ditanya apakah dirinya mundur karena mosi tidak percaya itu? Edy menepis.
"Enggak ada. Saya mundur demi kepentingan bangsa dan negara. Saya rela mundur, tapi pesan saya, jangan ada yang berkhianat ke PSSI," jelas Edy yang juga Gubernur Sumatra Utara itu. (RO/R-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved