Headline
Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.
TIMNAS Inggris harus puas mengakhiri persaingan Grup G setelah di laga terakhir harus menelan kekalahan dari Belgia. Gol indah winger Adnan Januzaj di menit ke-51 menjadi pembeda dalam laga yang digelar di Kaliningrad pada Jumat (29/6) dini hari.
Akan tetapi, kekalahan Inggris tersebut menjadi bukti kecerdikan sang arsitek Gareth Southgate. Pelatih 47 tahun ini memang terlihat sengaja mengalah untuk membidik posisi kedua Grup G. Tidak ada usaha muluk-muluk, Marcus Rashford dkk untuk mencetak gol sepanjang 90 menit pertandingan.
Ditambah lagi, Southgate memilih merotasi besar-besaran timnya dengan mengganti delapan pemain intinya dalam laga ini. "Itu risiko yang tidak perlu kami ambil (memainkan skuat utama). Saya sadar mengapa banyak orang mempertanyakannya. Tapi kami menyiapkan tim yang kami anggap berjalan benar," jelas Southgate.
Belgia akan menjamu lawan relatif mudah yakni runner up Grup H Jepang di babak 16 besar. Sedangkan, Inggris harus menjamu Kolombia di putaran yang sama.
Dari sisi tersebut, keputusan Southgate mungkin akan dicibir. Namun, Inggris dipastikan punya jalan yang lebih mudah untuk mencapai partai puncak Piala Dunia 2018 dibandingkan Belgia.
Jika lolos ke babak perempat final, skuat 'Tiga Singa'--julukan Inggris-- hanya akan melawan pemenang dari Swedia dan Swiss. Sedangkan, Belgia berpeluang akan bertemu juara dunia lima kali Brasil yang diprediksi menaklukan perlawanan mampu Meksiko di babak 16 besar.
Selain Brasil, Belgia juga harus bersaing dengan Prancis, Portugal, Argentina yang berada di satu jalur yang sama untuk mencapai babak akhir. Sementara Inggris yang berada di jalur lainnya hanya akan bersaing dengan Spanyol dan Kolombia dalam perebutan satu tiket ke laga pamungkas.
"Kami lolos ke babak selanjutnya. Kami harus melakukan apa yang kami percaya, bahwa itu hal yang benar. Oke, kami tak memenangi pertandingan, tapi ada banyak sekali pertimbangan dalam setiap keputusan," imbuhnya lagi.
Tepis Skenario Ideal
Di lain pihak, bos Timnas Belgia Roberto Martinez menilai skenario yang dirasa ideal tidak selalu berbanding lurus dengan hasil positif. Hal ini yang membuat eks pelatih Everton ini tetap merasa senang timnya mampu meraih kemenangan.
Martinez berkaca pada kegagalan skuat ' Diables Rouges'
--julukan Belgia-- pada Piala Eropa 2016. Kala itu Eden Hazard dkk secara mengejutkan takluk dari Timnas Wales di babak perempat final dengan skor 3-1.
"Saya merasa anda tidak akan bisa sukses dengan berharap jalur yang lebih mudah. Piala Eropa dua tahun lalu menjadi buktinya. Kami hanya akan fokus dengan lawan yang berada di depan kami sekarang," kata Martinez.
Martinez sejatinya juga melakukan rotasi besar-besaran dalam laga ini dengan merubah sembilan pemainnya. (AFP/Guardians/OL-5)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved