Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
KESUKSESAN Spanyol lolos ke babak 16 besar di putaran final Piala Dunia 2018 dengan status sebagai juara Grup B sama sekali tidak merefleksikan keperkasaan mereka. Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi jika La Furia Roja ingin melaju lebih jauh.
Hal itu diungkapkan arsitek Spanyol Fernando Hierro. Menurut mantan kapten tim ‘Matador’ tersebut, mereka harus segera menambal sejumlah lubang jika masih ingin bersaing dengan tim-tim kuat lainnya. “Tentu saja kami harus lebih baik lagi. Lima gol dari tiga pertandingan jelas bukan cara yang bagus untuk maju,” tandasnya.
Spanyol maju ke fase gugur setelah bermain imbang 2-2 dengan Maroko, kemarin. Meski begitu, hasil itu tidak didapat dengan mudah. Mereka bahkan sempat dua kali tertinggal.
Berkat tambahan satu angka tersebut, La Furia Roja tampil sebagai juara Grup B dengan nilai 5. Fakta itu juga tidak lepas dari hasil pertandingan lain, yakni Portugal kontra Iran yang berakhir dengan skor imbang 1-1.
“Kami tahu akan banyak tuntutan. Jika kami ingin meraih mimpi, kami harus lebih detail dan kritis terhadap diri sendiri dan kemudian menyadari banyak ruang yang masih perlu diperbaiki,” ujar Hierro lagi.
Di babak 16 besar, Spanyol sudah ditunggu tuan rumah Rusia. Di sisi lain, meski harus angkat koper sebagai juru kunci, Maroko tetap bangga. Mereka mampu mengimbangi Spanyol dan menyulitkan Portugal.
“Kami tentu akan senang jika bisa mengalahkan Spanyol. Kami menderita, seperti tim lain yang menderita melawan Spanyol karena susunan pemain mereka ialah kombinasi pemain Real Madrid dan Barcelona,” ujar pelatih Maroko Herve Renard.
Penalti dan kartu kuning
Peluang Portugal melaju ke babak 16 besar sebagai juara grup yang sudah di depan mata gagal pada injury time. Karim Ansarifard-lah yang mengubur impian Seleccao das Quinas lewat tendangan penalti di penghujung laga.
Team Melli mendapat hadiah penalti setelah pemain Portugal Cedric Soares melakukan handball di kota terlarang. Ansarifard yang ditunjuk sebagai algojo tendangan dari jarak 12 meter tidak menyia-nyiakan kesempatan itu untuk menyamakan kedudukan.
Portugal sebenarnya juga mendapat hadiah penalti pada menit 53. Namun, Cristiano Ronaldo gagal menunaikan tugasnya setelah tendangannya mampu ditepis kiper Iran Alireza Beiranvand.
Bukan itu saja, Ronaldo juga tertangkap video assistant referee menyikut wajah punggawa Iran, Morteza Pouraliganji, menjelang akhir laga. Namun, wasit Enrique Caceres hanya memberinya kartu kuning, bukan kartu merah.
“VAR ialah sistem yang tidak jelas, saya tidak akan senang dengan apa yang terjadi dalam pertandingan tadi. Menurut saya, situasi ini akan disalahartikan karena melibatkan Ronaldo, satu sikutan di wajah harusnya kartu merah,” ujar arsitek Iran, Carlos Queiroz.
(AFP/FIFA/Skysports/R-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved