Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
MENJADI jersey termahal di Piala Dunia 2018, begitulah tampaknya jersey timnas Nigeria. Harga retail resminya US$90 (sekitar Rp1,2 juta), tapi menjadi meroket di kisaran US$170-US$295 (Rp2,3 juta-Rp4,1 juta) di e-Bay, Grailed, hingga Facebook.
Harga menjadi selangit karena banyak orang masih memburu jersey yang sudah habis sejak Mei itu. Disebut- sebut sebagai jersey paling kece selama beberapa Piala Dunia, seragam Nigeria yang diproduksi Nike sebanyak 3 juta buah langsung ludes lewat praorder. Kini, dengan masih tingginya permintaan, tidak sedikit orang yang mencari keuntungan dengan menjual lagi jersey ikonis itu.
Para pemburu kaus tersebut juga banyak yang sebenarnya bukan penggemar timnas Nigeria, bahkan bukan penggemar fanatik sepak bola. Mereka mendadak ‘kepincut’ karena memang jersey dengan nama koleksi Naija itu punya nilai gaya yang tinggi.
Hal itu muncul dari motif zig-zag dengan tampilan ala tenun sehingga menguatkan kesan etnik. Di sisi lain, pilihan palet warna hijau limau, putih, dan hitam membuat jersey tersebut tetap modern, minimalis, dan tentunya sporty. Nike menjelaskan salah satu inspirasi jersey itu memanglah corak kain tradisional dari negara yang terletak di Afrika Barat tersebut. Inspirasi ini dipadukan dengan sejarah-sejarah gemilang mereka di sepak bola, termasuk jersey bercorak sayap di Piala Dunia 1994, dan jersey kemenangan mereka di Olimpiade Atlanta 1996.
Ketika itu Nigeria membuat dunia terkejut dengan mengalahkan negara juara sepak bola, Brasil, dan Argentina hingga meraih emas di ajang tersebut.
Masa Lalu dan Kini
Banyak kisah dirangkum karena jersey bukan sekadar seragam. “Identitas tim itu harus bersinar,” jelas John Devlin, pakar desain perangkat olahraga dan pengarang buku International Football Kits (True
Colours) seperti dilansir CNN.com.
Devlin menuturkan untuk menciptakan desain jersey yang bagus, desainer memang harus menggali tradisi dan warisan negara yang bersangkutan. “Kamu harus merangkum (dua hal) itu, tapi penting bahwa sisi modernitas dan kontemporer juga dituangkan dalam bahasa yang merepresentasikan masa tersebut,” tambahnya.
Sementara itu, Doug Bierton, salah satu pendiri situs penjualan terbesar untuk jersey asli Classic Football Shirt, mengungkapkan sisi nostalgia sangat penting dalam desain jersey. “Dengan melihat kaus, kamu bisa langsung mengingat pertandingan (yang bersejarah)... itu (kaus) menjadi visualisasi akan memori, itu langsung muncul begitu saja.”
Paduan inspirasi dari laga bersejarah dan warisan bangsa itu pula yang terlihat di jersey-jersey lain yang menjadi favorit di Piala Dunia ini. Jersey timnas ‘Samurai Biru’, misalnya, menggunakan teknik jahitan sashiko kuno yang merupakan teknik dekoratif dan fungsional untuk memperkuat kain yang digunakan pada awal 1600-an hingga akhir 1800-an.
Desain jersey ini mempunyai pengaruh cukup historis yang terinspirasi dari warna perisai samurai. Dengan benang putih kasar pada kain dasar berwarna biru indigo, jersey ini memiliki warna biru lebih gelap daripada masa sebelumnya dan dipenuhi dengan pola titik horisontal putih kecil.
Berbeda dengan kedua jersey Nigeria dan Jepang, Jerman mempertahankan warna putih namun tanpa motif warna bendera untuk jersey kandang. Di jersey tandang, mereka menggunakan warna hijau tebal dengan motif yang juga terinspirasi dari jersey tahun 1990. Beberapa orang menyebut seragam tandang ini yang terbaik setelah Nigeria.
Sama halnya dengan jersey Jerman, kaus timnas Senegal pun tampil dengan warna putih dan hijau. Daya tarik utama Jersey yang diproduksi PUMA ini adalah aksen cukup berani dengan cetak grafis halus berbayang bergambar harimau merupakan simbol dari Lions of Teranga.
Motif yang berada di bagian dada ini menggambarkan Benua Afrika yang identik dengan pesona satwa liar. Sementara jersey Belgia terinspirasi dari seragam mereka di Euro tahun 1984 .(The Washington Post/ BBC/CNN/M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved