Barcelona Lebih dari sekadar Klub

KANCAH perpolitikan Spanyol memanas. Salah satu wilayah otonom mereka yakni Catalonia tengah berkeras menggelar referendum kemerdekaan, Minggu (1/10).

Klub Barcelona dengan nama yang tersohor di dunia menjadi pendukung kemerdekaan. Didirikan pada 1899 oleh sekelompok pemain dari Swiss, Inggris, dan Catalonia yang dipimpin Joan Gamper, klub berjuluk Blaugrana itu telah menjadi simbol budaya Catalonia dan Catalanisme.

Catalonia, wilayah di Semenanjung Iberia yang berbatasan dengan Prancis dan Laut Mediterania, beribu kota Barcelona. Mereka memiliki bahasa, peraturan hukum, dan tradisi sendiri. Catalonia merasa bukan bagian dari Spanyol atau Castilla.

Tekanan terhadap Catalonia terjadi pada masa diktator Francisco Franco (1939--1975). Terjadi larangan berbahasa daerah dan diganti dengan bahasa Spanyol (Castilla). Klub Barcelona menjadi simbol perlawanan. Simbol dari keinginan untuk kebebasan Catalonia membuat Barcelona menjadi lebih dari sekadar klub sepak bola. Penulis ternama Barcelona, Manuel Vazquez Montalban, menyatakan cara terbaik orang Catalan menunjukkan identitas mereka ialah bergabung dengan Barcelona.

Kendati mendapatkan otonomi khusus sejak 1977, keinginan merdeka tak surut. Saat pemerintahan Catalonia dipimpin Carles Puigdemont tercetuslah referendum, Minggu (1/10).

Barcelona pun mendukung. Bek Gerard Pique mengamini referendum. Presiden klub Josep Maria Bartomeu menyatakan siap hengkang dari La Liga, kompetisi kasta tertinggi di Spanyol. Sebagai salah satu klub dengan pendapatan tertinggi di dunia, Barcelona bisa memilih berlaga di Liga Inggris, Liga Prancis, atau di negara Eropa lainnya. Selepas gelaran referendum yang dinyatakan pemerintah Spanyol sebagai tindakan ilegal, Barcelona pun ikut mogok. Aktivitas klub ditiadakan hingga Selasa (3/10). Barcelona adalah Catalonia.