Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Sisi Lain dari Luqmanul Hakim

Nasaruddin Umar Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta
02/6/2018 15:30
Sisi Lain dari Luqmanul Hakim
()

KATA Luqmanul Hakim diabadikan menjadi nama salah satu surah dalam Alquran. Ia bukan nabi, tetapi sangat dipuji Allah SWT.

Menurut riwayat Ibn Abbas, Luqmanul Hakim ialah seorang manusia biasa yang pekerjaan sehari-harinya mencari kayu bakar di Habsy. Ia bukan nabi, bukan rasul, bukan bangsawan, dan bukan pula ulama besar. Ada riwayat menyebutkan ia seorang hakim di zaman Nabi Daud. Riwayat lain menyebutkan ia hidup sesudah Nabi Isa sebelum Nabi Muhammad lahir.

Luqmanul Hakim memiliki banyak kelebihan di balik kesederhanaannya sehingga namanya diabadikan di dalam Alquran sebagai Surah Luqman. Menurut Ibnu Katsir, nama panjang Luqman ialah Luqman bin Unaqa' bin Sadun. Ia digambarkan bertubuh pendek dan berhidung mancung dari Nubah dan ada juga yang berpendapat ia berasal dari Sudan. Allahu a'lam.

Pada suatu saat, Luqmanul Hakim masuk ke pasar menaiki seekor himar (keledai), sedangkan anaknya mengikuti dari belakang. Melihat tingkah laku Luqman, ada sekumpulan orang yang berkata, "Lihatlah orangtua yang tidak punya perasaan, ia keenakan sementara anaknya berjalan kaki."

Setelah mendengarkan kata-kata itu, Luqman turun dari atas keledai lalu anaknya disuruh naik ke atas keledai, sedangkan ia sendiri berjalan kaki.

Melihat kenyataan itu, orang-orang pasar kembali mencemooh, "Lihat orangtua itu, ia berjalan kaki, sedangkan anaknya keenakan di punggung keledai, sungguh anak itu tidak tahu malu."

Saat mendengar kata-kata itu, Luqmanul Hakim pun naik ke keledai bersama-sama anaknya. Orang-orang pasar kembali mencemoh, "Lihat itu ada dua orang menaiki seekor keledai, sungguh menyiksa keledai itu."

Karena tidak suka mendengar cemoohan itu, Luqmanul Hakim dan anaknya turun dari punggung keledai. Orang-orang pasar kembali mencibir, "Lihat itu, dua orang berjalan kaki, sedangkan keledai tidak dikendarai."

Lihatlah bagaimana kayanya Allah SWT m enciptakan manusia dengan berbagai sudut pandang.

Luqmanul Hakim dalam kisah lain juga pernah diperintahkan tuannya untuk menyembelih kambing, lalu tuannya berkata, "Wahai Luqman, tolong ambilkan daging terbaik dari kambing yang engkau sembelih."

Lalu Luqmanul Hakim mengambilkan lidah dan hati kambing itu. Tuannya berkata, "Wahai Luqman, tolong ambilkan daging yang terjelek." Lalu Luqman mengambil lidah dan hati itu lagi.

Tuannya bingung dan bertanya, "Wahai Luqman, mengapa ketika kau kuperintahkan mengambil daging yang terbaik dan terburuk kau memberikan bagian yang sama, yaitu lidah dan hati?"

Luqman menjawab, "Wahai tuanku, kalaulah lidah dan hati ini baik, itu lebih bermanfaat dan apabila lidah dan hati ini jelek, itu lebih jelek dan akan menimbulkan kerusakan."

Lidah dan hati dianalogikan dengan organ manusia yang sangat menentukan itu.

Dari dua pengalaman Luqmanul Hakim di atas terkan-dung banyak pelajaran berharga bagi kita. Di antaranya, betapa subjektifnya penilaian manusia sehingga apa pun yang dilakukan seseorang bisa dilihat sudut-sudut negatifnya.

Agaknya mustahil kita bisa memenuhi seluruh harapan dan kehendak masyarakat, apalagi kalau masyarakat itu majemuk dan heterogen di waktu bersamaan.

Jika kita ingin memperbaiki situasi, masyarakat harus istikamah di atas tataran nilai luhur yang banyak disepakati orang. Berpegang teguh pada aturan yang standar akan mengurangi risiko kehidupan.

Kisah Luqman di Alquran juga sarat dengan pelajaran penting, antara lain tidak boleh mempersekutukan Allah (QS 31:13), berbuat baik kepada kedua orangtua suatu keniscayaan (QS 31:14), selalu sadar bahwa kita selalu di dalam pengawasan Allah (QS 31:16), dan anjuran untuk selalu mendirikan salat (QS 31:17).

Begitu pula pelajaran untuk senantiasa berbuat kebajikan (QS 31:17), menjauhi kemungkaran (QS 31:17), selalu sabar setiap menghadapi cobaan dan ujian (QS 31:17), dan selalu menghindari kesombongan (QS 31:19).

Jika keseluruhan nasihat dan pelajaran di atas diinternalisasikan ke dalam prinsip hidup kita, yakinlah hidup kita pasti tenang dan damai. Mari kita mengambil pelajaran berharga dari kisah hidup Luqmanul Hakim.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Vicky
Berita Lainnya